Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Minyak Menguat dan Catat Kenaikan Mingguan Karena Khawatir Pasokan

  • Oleh ANTARA
  • 07 Mei 2022 - 09:00 WIB

BORNEONEWS, Houston - Harga minyak naik hampir 1,5 persen pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut karena sanksi Uni Eropa yang akan datang terhadap minyak Rusia meningkatkan prospek pasokan yang lebih ketat dan membuat para pedagang mengabaikan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli menguat 1,49 dolar AS atau 1,3 persen, menjadi menetap di 112,39 dolar AS per barel. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni naik 1,51 dolar AS atau 1,4 persen, menjadi ditutup di 109,77 dolar AS per barel.

"Dalam waktu dekat, fundamental untuk minyak adalah bullish dan hanya kekhawatiran perlambatan ekonomi di masa depan yang menahan kami," kata Analis Price Futures Group, Phil Flynn.

Untuk minggu ini, harga minyak WTI naik sekitar 5,0 persen, sementara harga minyak Brent naik hampir 4,0 persen setelah Uni Eropa menetapkan embargo terhadap minyak Rusia sebagai bagian dari paket sanksi terberatnya atas konflik di Ukraina.

Uni Eropa sedang mengubah rencana sanksinya, berharap untuk memenangkan negara-negara yang enggan dan mengamankan dukungan suara bulat yang dibutuhkan dari 27 negara anggota, tiga sumber Uni Eropa mengatakan kepada Reuters. Proposal awal menyerukan diakhirinya impor Uni Eropa atas produk minyak mentah dan minyak Rusia pada akhir tahun ini.

"Embargo Uni Eropa yang membayangi minyak Rusia memiliki kemampuan untuk menekan pasokan secara akut. Bagaimanapun, OPEC+ tidak berminat untuk membantu, bahkan ketika reli harga energi memacu tingkat inflasi yang berbahaya," kata Analis PVM, Stephen Brennock.

Mengabaikan seruan dari negara-negara Barat untuk menaikkan produksi lebih banyak, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, Rusia dan produsen sekutu (OPEC+), tetap dengan rencananya untuk menaikkan target produksi Juni sebesar 432.000 barel per hari.

Namun analis memperkirakan kenaikan produksi aktual grup akan jauh lebih kecil karena kendala kapasitas.

"Tidak ada kemungkinan anggota tertentu memenuhi kuota itu karena tantangan produksi berdampak pada Nigeria dan anggota Afrika lainnya," kata Analis Pasar Senior Asia Pasifik OANDA, Jeffrey Halley.

Pada Kamis (5/5/2022), panel Senat AS mengajukan RUU yang dapat mengekspos OPEC+ ke tuntutan hukum untuk kolusi dalam meningkatkan harga minyak.

Di sisi pasokan, jumlah rig minyak AS, indikator awal produksi masa depan, naik lima rig menjadi 557 minggu ini, tertinggi sejak April 2020.

Berita Terbaru