…….Saat ini dunia seperti berada dalam genggaman.

Kalimat tersebut tidak asing lagi terdengar di zaman sekarang. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, khususnya pada bidang alat komunikasi seperti smartphone dan juga penggunaan internet. Perubahan tersebut memberikan kita kemudahan dalam mengakses informasi dan memberikan kita kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan.

Sayangnya, kemajuan tersebut belum diimbangi dengan kapasitas pengguna dalam memanfaatkan teknologi. Minimnya literasi digital membuat para pengguna mudah sekali terpapar berita atau informasi hoaks yang beredar di dunia maya atau plat form social media
seperti Youtube, Instagram, dll.

Zaman yang terus bergeser kerap kali membuat beberapa hal yang tadinya dijunjung tinggi di masa lalu tidak relevan lagi di era modern. Namun demikian, menurut Pengamat Hukum Universitas Trisakti Radian Syam di channel youtube nya, hal ini tidak berlaku untuk konsep bela negara.

Berbagai cara dalam mengonsolidasikan kekuatan ilmu yang ada terlebih
mengamalkan rumus bela negara tersebut, yakni dengan cara memanfaatkan era digital secara utuh dengan sebuah tanggung jawab yang didasari oleh norma etika.

Hal ini senada dengan bunyi sila ke 3, yaitu “Persatuan Indonesia” dengan penyebaran berita bohong, fitnah atau biasa disebut hoaks memberikan pengaruh dan efek yang negatif bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Terlebih, berita bohong atau fitnah yang menyebar, telah dimanfaatkan untuk kepentingan politik maupun ekonomi tertentu dari pihak yang menghendaki kerusakan dalam hidup bermasyarakat.