Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kampanye Negatif Tentang Industri Sawit Indonesia Bagian dari Perang Bisnis Minyak Nabati Dunia

  • Oleh Wahyu Krida
  • 10 Oktober 2022 - 15:41 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Banyaknya kampanye negatif yang disuarakan oleh berbagai negara di Eropa ternyata merupakan bagian dari perang bisnis minyak nabati dunia.

Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Topan Mahdi, Senin, 10 Oktober 2022 menjelaskan hal tersebut bisa dilihat dari kondisi berbagai negara di Eropa yang saat ini mulai menerima minyak sawit kembali walau terpaksa, lantaran situasi dan kondisi.

"Hal ini mulai terlihat jelas saat terjadinya krisis minyak nabati yang berasal dari bahan biji bunga matahari serta canola dan diproduksi negara di Eropa. Krisis tersebut mulai terjadi saat berlangsungnya perang Russia versus Ukraina tahun ini," jelasnya.

Dari informasi yang didapatkan pihaknya, sebelum kondisi perang tersebut terjadi, banyak produk makanan di Eropa yang terang-terangan menempelkan tulisan Palm Oil Free atau bebas dari minyak sawit.

"Namun saat terjadi kelangkaan, minyak nabati dari bunga matahari dan canola, akhirnya tulisan Palm Oil Free tersebut dicabut dan industri makanan juga menggunakan minyak sawit untuk mengolah produknya," jelasnya.

Padahal bila berbagai negara di Eropa konsisten menolak minyak sawit dengan berbagai isu negatif yang disampaikan seperti keberadaan industri sawit merusak lingkungan, sosial dan lainnya, seharusnya mereka juga harus konsisten untuk tetap tidak menggunakannya walaupun terjadi kelangkaan minyak nabati non sawit saat ini.

"Kampanye negatif tentang sawit yang beberapa waktu lalu seringkali disebarkan oleh berbagai negara di Eropa, lantaran secara kuantitas produksi dan harga, minyak nabati mereka kalah saing. Seandainya sawit juga bisa tumbuh dan Eropa merupakan penghasil minyak sawit, pastinya kampanye negatif tentang sawit juga tidak dihembuskan mereka," jelasnya. (WAHYU KRIDA/B-11)

Berita Terbaru