Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tak Ada Larangan bagi Pedagang Pakaian Bekas Impor

  • 03 Februari 2016 - 21:06 WIB

LAPORAN: Muchlas Roziqin

MARAKNYA penjualan baju impor atau pakaian bekas impor di Kota Palangka Raya tidak lantas membuat adanya banyak himbauan kepada pedagang. Hal ini diungkapkan oleh sejumlah anggota DPRD Kota Palangka Raya.

Mereka menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat, lantaran masyarakat sudah paham dan tahu bahkan pintar dalam memilih barang.

'Saya pikir masyarakat sudah tahu bagaimana barang impor itu dan paham jika ada bibit penyakit dari luar misalnya. Penjual pun saya kira sudah melakukan tindakan pembersihan sebelum dijual sehingga menurut mereka aman,' ungkap politisi PDIP Sigit K Yunianto, Rabu (3/2).

Anggapan yang sama disampaikan politisi asal Komisi C, Budi Susilo. Kepada Borneonews ia mengatakan tugas pemerintah melalui dinas terkait untuk melakukan imbauan kepada masyarakat dan memberikan penekanan tertentu kepada penjual.

'Saya kira itu silahkan mereka penjual berjualan komoditas tersebut, asalkan tidak melanggar aturan.jadi yang penting ijinnya untuk memperdagangkan, itu tugas pemerintah melalui dinas kooperasi perindustrian dan perdagangan (Diskoperindag) untuk memperhatikan,' tutur Budi.

Di tempat terpisah, Wakil Walikota Palangka Raya Mofit Saptono rupanya juga tidak memberikan larangan yang cukup tegas untuk usaha perdagangan barang bekas impor. Ia tidak mengeluarkan imbauan kepada penjual, tetapi lebh kepada masyarakat selaku konsumen.

Ia mengakui ada larangan yang dikeluarkan kementerian kesehatan (Kemenkes) RI terkait kekhawatiran ikut terbawanya virus yang diidap warga negara asing ikut masuk atau menempel dibaju bekas itu. Namun ia lebih kepada tidak adanya larangan tegas untuk memperjual belikan.

'Kita tidak bisa melarang orang berjualan. Kecuali kalau tidak ada larangan impor untuk komoditas tersebut. Saya imbau masyarakat itu lebih hati-hati, terlebih sekarang konveksi di Indonesia kan sudah murah. Kenapa sih tidak membeli yang tidak beresiko, tapi sekali lagi itu kan pilih." (RZ/B-12)

EDITOR: Rangga Putra

Berita Terbaru