Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tujuh Sapi Bantuan Mati

  • 05 Februari 2016 - 19:58 WIB

KELOMPOK Ternak (Pokter) Bina Laman 2, Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, mendapatkan bantuan ternak sebanyak 25 ekor sapi. Sayang, dari 25 ekor sapi bantuan dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kalteng tahun anggaran 2015 itu, tujuh di antaranya mati.

Menurut keterangan Ketua Pokter Bina Laman 2 Yoyo Y Mangkin, kematian ternak bantuan terjadi secara berturut-turut terutama pada Januari 2016. "Awalnya pada 8 November 2015 sudah satu ekor yang mati. Kami mengira itu hal biasa akibat stres atau kelelahan selama proses distribusi," ujar Yoyo, Rabu (3/2/2016).

Namun, kematian sapi bantuan tersebut berlanjut selama Januari dan Februari. Setiap minggu ada satu ternak yang mati dengan gejala dan ciri-ciri serupa. Yakni, lemas, mengalami pembengkakan di sekitar rahang dan leher, serta penumpukan cairan di usus. "Kematian terakhir terjadi pada 2 Februari. Sekarang ini ternak yang hidup tersisa 18 ekor, sebagian sudah menunjukkan gejala yang sama. Kami sudah melapor ke dinas (kabupaten) agar ada tindak lanjut," ungkapnya.

Dia menduga, kematian sapi karena penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) sebagai bawaan dari kandang pemasok di Pelaihari, Kalimantan Selatan. Dia berharap Distanak Provinsi Kalteng menarik kembali bantuan sapi yang diserahkan pada 30 Oktober 2015 lalu dan mengganti dengan yang baru. "Terserahlah nantinya mau dijual atau dilelang, yang penting kami bisa mendapatkan sapi yang baru dan sehat," kata dia.

Malnutrisi

Terpisah, Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Distanak Kobar Hermantasana mengaku pihaknya telah mengecek kondisi hewan ternak yang dikelola Pokter Bina Laman 2. Namun, ia membantah kematian sapi tersebut karena penyakit ngorok atau SE. "Biasanya sapi bantuan sebelum dibagikan ke kelompok sudah melewati karantina. Jadi, bisa dipastikan steril dari penyakit," tuturnya.

Di sisi lain, dia mengakui petugas kesehatan hewan Distanak Kobar menemukan parasit berupa cacing paramphistomum pada ternak yang mati. Namun, parasit tersebut bukanlah pemicu utama kematian.

Dia justru menilai kematian sapi-sapi yang dikelola Pokter Bina Laman 2 disebabkan proses pemeliharaan yang kurang baik. Karena pemberian pakan yang tidak memadai, sapi-sapi tersebut mengalami malnutrisi hingga akhirnya mati. Apalagi jika dibandingkan, sambungnya, sapi bantuan yang dikelola beberapa pokter lain dalam kondisi baik-baik saja. (KK/B-2)

Berita Terbaru