BORNEONEWS, Nanga Bulik - Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Lamandau, Taufik Hidayat mengajak masyarakat untuk menolak paham radikalisme dan intoleran yang dapat mengganggu keamanan daerah.

“Dalam Islam itu radikal tidak ada, tetapi adanya adu domba dan dalam Islam sudah jelas dikatakan jika persoalan maka tabayyun, karena jika tidak tabayyun kemungkinan besar muncul radikalisme,” katanya di Nanga Bulik. Kamis, 10 November 2022.

Dia menuturkan, adanya radikalisme itu karena ketidakpahaman dalam Islam, apalagi Muhammadiyah Islam berkemajuan.

Maka dari itu masyarakat di daerah setempat harus menolak munculnya paham radikalisme, intoleran dan terorisme ataupun ujaran kebencian yang dapat mengacaukan keamanan dan ketertiban dalam bermasyarakat.

Menurutnya, munculnya radikalisme tersebut merupakan sebuah kesempitan atau ketidakpahaman dengan ajaran Islam. Maka dari itu Muhammadiyah melalui pengajian, pendidikan dan kegiatan keagamaan lainnya, selalu mengajarkan Islam yang benar tanpa ada radikalisme.

“Islam itu penyejuk, mendamaikan dan mensejahterakan. Tuduhan muncul karena ketidakpahaman dalam Islam,” bebernya.

Taufik menilai, masyarakat di Kabupaten Lamandau memiliki pemahaman yang bagus untuk mengantisipasi paham radikalisme. Bibit-bibit terorisme sulit untuk berkembang di daerah setempat.

Sejauh ini, sebut dia, antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) maupun organisasi keagamaan Islam lainnya terus berusaha dalam menanamkan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin atau Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta.

“Perbedaan merupakan sebuah keniscayaan dalam ajaran Islam,” sebutnya.

Sebab, dalam hidup memang ada perbedaan dan itu tidak bisa dipungkiri. Namun, perbedaan ini harusnya bisa saling melengkapi.

“Ibaratkan sebuah rumah itu jika satu cat saja maka tidak elok dipandang, namun jika warna-warni maka bagus terlihat,” pungkasnya. (HENDI NURFALAH/B-6)