Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Luhut Dorong Pelabuhan Indonesia Penuhi Kriteria "Green Port"

  • Oleh ANTARA
  • 29 Desember 2022 - 09:45 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mendorong pelabuhan Indonesia bisa memenuhi kriteria green port atau pelabuhan hijau melalui Asesmen Green Port 2022 bertemakan "Indonesia Menuju Pelabuhan Berkelanjutan Kelas Dunia".

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berharap terlaksananya asesmen dan awarding Green Port tahun 2022 itu dapat memacu seluruh pemangku kepentingan untuk bekerjasama lebih intens lagi dalam mewujudkan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia menuju pelabuhan berkelanjutan kelas dunia.

"Implementasi green dan smart port, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi pelabuhan di Indonesia. Masih diperlukan pemutakhiran regulasi dan roadmap untuk percepatan pencapaian target 10 pelabuhan internasional di Indonesia dapat memenuhi seluruh kriteria Green and Smart Port hingga tahun 2030, serta untuk penerapan green shipping sejalan dengan perkembangan teknologi," katanya dalam dalam acara penghargaan secara hibrida di Jakarta, Rabu.

Dalam asesmen itu, Kemenko Marves bekerja sama dengan IDSurvey di mana tim asesor tim beranggotakan perwakilan Sucofindo dan Biro Klasifikasi Indonesia, didampingi oleh perwakilan dari Kemenko Marves, KLHK, Kemenhub, Kementerian BUMN, dan Kementerian ESDM dalam Dewan Pertimbangan dan Tim Teknis Kelompok Kerja (Pokja) Asesmen Green Port.

Pengarah Pokja Asesmen Green Port sekaligus Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti menyampaikan program asesmen dan awarding green port ini diinisiasi oleh Kemenko Marves sejak 2019.

Namun, asesmen dan penghargaan sempat vakum pada 2020-2021 akibat pandemi Covid-19 dan baru kembali digelar pada tahun 2022.

Nani menjelaskan asesmen dan penghargaan ini bertujuan untuk mempersiapkan pelabuhan Indonesia yang bertaraf internasional dan berkelanjutan.

Terdapat beberapa peningkatan dari pelaksanaan Asesmen Green Port Tahun 2022 ini, yaitu online dashboard digunakan untuk proses self-assessment Green Port yang lebih cepat dan akuntabel. Selanjutnya dilakukan proses verifikasi secara hibrida melalui penilaian ke pelabuhan-pelabuhan oleh tim asesor.

"Kriteria Green and Smart Port yang diterapkan oleh Tim Pokja telah merujuk kepada panduan Internasional yaitu Green Port Award System (GPAS) dari APEC Port Services Network (APSN), selain standar internasional dan nasional di bidang lingkungan hidup dan perhubungan. Kami laporkan bahwa Program asesmen Green Port 2022 ini telah selesai dan diikuti oleh 10 pelabuhan di Indonesia, yaitu 7 pelabuhan Pelindo dan 3 pelabuhan khusus," jelas Nani.

Dari 10 pelabuhan tersebut, terdapat 6 pelabuhan telah memiliki nilai di atas 75 persen berdasarkan kriteria yang difokuskan pada manajemen pengelolaan limbah, energi, dan pengendalian perubahan iklim.

Berikut daftar 10 pelabuhan yang menerima penghargaan yaitu:
1. Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Petrokimia Gresik
2. PT Krakatau Bandar Samudera - Terminal Umum Krakatau Bandar Samudera
3. Terminal Khusus PT Pupuk Kalimantan Timur
4. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 3 Sub Regional Bali Nusra Pelabuhan Benoa
5. PT Pelindo Terminal Petikemas - Terminal Petikemas Semarang
6. PT Terminal Teluk Lamong (TTL)
7. PT IPC Terminal Petikemas - Tanjung Priok
8. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 3 - Pelabuhan Tenau Kupang
9. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Banten - Pelabuhan Ciwandan
10. PT Pelabuhan Indonesia(PERSERO) Regional 2 Pontianak Terminal Kijing

Penasihat Menteri Bidang Pertahanan dan Keamanan Kemenko Marves sekaligus Dewan pertimbangan Asesmen Green Port Marsetio mengatakan untuk asesmen 2023 nanti, penilaian tidak akan terbatas pada kriteria green port tetapi green and smart port.

"Mulai tahun depan, kita libatkan pelabuhan swasta dan membangun bangsa ini, kita perlu peran dari BUMN dan swasta juga. Kita juga bisa combine dengan national logistic ecosystem," ungkap Marsetio.

ANTARA

Berita Terbaru