Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Terdapat 612 Kasus HIV, Dinkes Ajak Masyarakat Kobar Cegah Penularan

  • Oleh Nurita Fitriyastuti
  • 02 Februari 2023 - 14:30 WIB

BORNEONEW, Pangkalan Bun - Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat (Dinkes Kobar) mencatat, sejak 2017 sampai dengan saat ini, ditemukan 612 kasus HIV di kabupaten tersebut. 

Menyikapi perkembangan kasus HIV/AIDS, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dari Dinkes Kobar, dr Jhonferi Sidabalok berharap semua pihak bersama-sama mencegah penularan HIV/AIDS dengan tujuan triple zero (infection, death, discrimination) hingga mencapai 95%. 

"Kita berharap HIV di Kotawaringin Barat ini bisa kita cegah, batasi penularan barunya dengan memberikan dan menyebarkan informasi yang baik dan benar kepada seluruh komponen masyarakat," harapnya pada Rabu, 1 Februari 2023. 

Dari data yang dihimpun pihaknya, ditemukan kasus baru pada tahun 2022, yakni berjumlah 48 kasus orang yang positif HIV. Rinciannya, ibu hamil 15,5 persen, laki-laki seks dengan laki-laki (LSL) 16 persen, wanita pekerja seks (WPS) 4 persen, Lapas 2 persen dan waria 1 persen. 

Sedangkan jumlah orang dengan positif HIV (ODHA) rutin mengambil obat Antiretroviral (ARV) berjumlah 147 orang.

dr Jhonferi Sidabalok melanjutkan, penularan HIV/AIDS dapat ditularkan melalui kontak langsung dan darah seperti hubungan seksual di luar nikah dan berganti pasangan. Termasuk penggunaan jarum suntik bersamaan, memakai jarum tato bergantian dan penularan dari ibu hamil pada anaknya saat kandungan atau menyusui. 

Ia mengajak masyarakat (bagi yang terindikasi) mau melakukan deteksi dini melalui screening, mau terbuka sukarela dan mau diobati di fasilitas kesehatan. 

Dinkes dan jajaran pemerintah daerah Kobar saat ini memiliki program dari KPAD yang membantu penderita HIV/AIDS dalam pengobatan maupun pendampingan. Anggota KPAD terdiri atas volunteer, jajaran pemda dan instansi daerah lainnya. 

Namun, sampai saat ini belum ada lembaga swadaya masyarakat (LSM) ataupun komunitas resmi yang memfokuskan untuk memberikan dukungan, mencegah, penanggulangan dan meningkatkan kualitas hidup bagi penderita HIV. 

"Kita berharap lebih banyak kelompok masyarakat yang menggerakkan sasaran atau untuk mau dan sadar memeriksakan dirinya secara mandiri. Jika itu dilakukan, diharapkan infeksi HIV ini bisa kita cegah penularannya" ujar Kabid P2P.

Ia menambahkan, memang perlu adanya peran aktif dari stakeholder, instansi terkait, tokoh masyarakat, tokoh agama untuk bisa menyampaikan informasi baik dan benar tentang HIV karena langkah tersebut sangat membantu menekan penularan HIV/AIDS.

Dengan begitu, ODHA dapat melindungi dan menjaga batas dirinya dengan orang lain agar tidak menularkan infeksi HIV tersebut. Tidak perlu menjauhi penderita HIV, tetapi jauhi penyakitnya dan perilaku berisiko yang dapat menularkan HIV. (NURITA/Y)

Berita Terbaru