Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Mahasiswa Praktik Akper Kotim Telantar di Bali

  • 02 Maret 2016 - 22:57 WIB

PULUHAN mahasiswa peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL) Akademi Keperawatan (Akper) Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, telantar di Bandara Internasional Ngurahrai, Bali. 

Padahal, untuk kegiatan tersebut, mereka sudah setor biaya akomodasi dan transportasi ke pihak kampus. 

'Anak kami masih telantar di Bandara Ngurah Rai. Melalui telepon dia mengabari, diminta tambahan uang tiket pesawat Rp2,3 juta per orang,' kata salah seorang keluarga mahasiswa itu, kepada /Borneonews// via telepon, Rabu (2/3/2016).

Program PKL sendiri berlangsung selama sebulan di Surabaya, Jawa Timur. Lalu, sesuai kesepakatan awal, PKL diakhiri dengan empat hari refreshing ke Bali. 

Untuk paket PKL dan wisata itu setiap mahasiswa dikenakan biaya Rp6 juta. Namun, setelah mereka ke Bali, pulangnya dimintai lagi dana ekstra untuk tiket pulang. 

'Kami bingung, padahal waktu mereka berangkat disepakati uang tiket Rp6 juta, tapi nyatanya pihak kampus meminta lagi,' keluh orang tua mahasiswa lainnya.

Diancam tak lulus

Para narasumber itu meminta dirahasiakan namanya karena pihak kampus mengancam tidak meluluskan anak mereka jika masalah ini sampai diketahui oleh pemerintah daerah (pemda).

Namun, para orangtua mahasiswa khawatir dengan keselamatan anak-anaknya. Mereka juga kebingungan mencarikan tambahan uang tiket.

Sejumlah peserta PKL yang masih mengantongi cukup uang, kemarin bisa membeli tiket sendiri untuk rute penerbangan Bali-Surabaya-Palangka Raya. Tadi malam dikabarkan mereka sudah tiba di Sampit, ibu kota Kotim.

Sementara sebanyak 15 orang, masih tertahan di Bali. Mereka sudah mendapat transfer uang tambahan dari orangtuanya melalui koordinator, tetapi sayang kehabisan tiket. ''Kami sebagai keluarga, bingung, kenapa bisa seperti itu' kata sumber tadi.

Menurut informasi, juga ada 28 orang di antara mereka yang malah telantar di Surabaya. Mereka tidak sempat ke Bali. Lalu, mereka harus merogoh kocek sendiri sebesar Rp1 juta per orang untuk bisa terbang ke Sampit.

Direktur Akper Pemkab Kotim, Umar Kaderi, sulit dikonfirmasi. Awalnya tidak mau mengangkat, kemudian mematikan ponselnya. Lalu membalas SMS, yang hanya mengabari bahwa dirinya sedang mengikuti diklat di Palangka Raya. (B-1)

Berita Terbaru