Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ular Phyton Di Tengah Kota Gegerkan Warga

  • 04 Maret 2016 - 17:21 WIB

 

UNTUK ke sekian kalinya warga Kota Sampit dihebohkan oleh kehadiran ular.  Warga yang melintas di Jl Ahmad Yani, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang yang berada di tengah Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) digegerkan oleh seekor ular Python yang melintas  di tengah jalan, Jumat (4/3/2016).

Hal itu membuat pengguna jalan terpaksa berhenti, mereka berusaha menangkap ular yang panjangnya sekitar tiga meter tersebut. 

"Saat melintasdi Jl A Yani, tepatnya di depan kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), ada ular sepanjang tiga meter di tengah jalan," ujar Bejo Mustaqim, Jumat(4/3/2016). 

Bejo mengungkapkan, saat itu dirinya datang dari arah Jl HM Arsyad dan hendak pulang ke rumah.  Sesampainya di depan Kantor PWI, dia melihat ular besar yang keluar dari gorong-gorong samping kanan jalan. Karena kaget, diapun berhenti. 

Setelah Bejo berhenti, rupanya warga lain yang melintaspun ikut singgah di tempat itu, karena ingin melihat langsung ular besar tersebut. Namun saat itu mereka tidak ada yang berani menangkapnya, hingga sekitar 15 menit kemudian, datang seorang warga yang memberanikan diri menangkap ular tersebut. 

Pria itu langsung mengambil kain untuk menutup kepala ularnya itu, setelah itu barulah dia meraih kepala Phyton tersebut. 

Sempat ada perlawanan dari ular itu, dengan melilit tangan pria tersebut. Namun warga lainnya segera menolong dan melepaskan lilitan Phyton tersebut. 

"Sempat melilit tangan orang yang menagkapnya, namun segera kami tolong," ungkap Bejo. 

Setelah berhasil menangkap ular tersebut, pria itu langsung membawanya pergi, dengan menaruhnya di dalam karung. 

"Tidak tahu mau diapakan ular tersebut, katanya mau dijual, karena harganya mahal," kataBejo. 

Di  Kota Sampit sendiri, sejak memasuki musim penghujan beberapa waktu lalu, banyak ular phyton yang ditemukan warga, baik itu masuk ke dalam rumah maupun memakan ternak warga. Hal itu diduga kuat karena makanan di habitat aslinya sudah habis. Sehingga hewan itu merambah ke tempat-tempat warga yang beternak. (MH/*)

 

Berita Terbaru