BORNEONEWS, Sampit - Kepala Puskesmas Baamang I Supriadi mengatakan dampak keracunan makanan pada tubuh manusia sangat cepat.

"Keracunan makanan ini dampaknya tidak terlalu lama. Kita tau dulu anak SD makan wadai ulang tahun, 15 menit kemudian 30 orang terkapar," ujarnya, Kamis, 6 April 2023.

Pada umumnya, penyebabnya adalah bakteri ecoli. Bakteri ini memang ada di dalam tubuh manusia dalam batasan tertentu. Apabila melebihi batas, sperti terpapar dari makanan yang dikonsumsi, akan membahayakan. 

Keracunan makanan akibat bakteri ecoli menimbulkan gejala diare, nyeri perut, mual dan muntah. Hal ini memicu kurangnya cairan dalam tubuh.

"Frekuensi diare berbeda-beda tergantung daya tahan tubuh. Tetapi yang berbahaya dapat kekurangan cairan," ujarnya. 

Puskesmas Baamang I bekerjasama dengan Pemerintah Kecamatan, Polsek dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur melakukan sosialisasi higiene dan sanitasi terhadap pedagang dan UMKM di wilayah Baamang. Mereka melaksanakannya di Aula Kantor Kecamatan setempat selama 1 hari.

"Kami melakukan sosialisasi kepada masyarakan pembuat makanan khususnya saat Ramadan. Agar mereka tahu ini makanan yang menyebabkan keracunan dan ini yang sehat, layak makan, dan halal" tutupnya. (DEWI PATMALASARI/R)