Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Invasi Rusia di Ukraina Membuat NATO Merasa Kian Relevan

  • Oleh ANTARA
  • 11 Juli 2023 - 23:00 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Entah berkah atau bukan, perang Ukraina melawan Rusia, justru menguatkan lagi relevansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dengan realitas hubungan internasional saat ini.

Tentu saja ini pandangan negara-negara Barat yang menjadi anggota NATO, bukan pandangan dunia. Namun, suka atau tidak suka, dunia harus mengakui bahwa fakta itu sudah menjadi realitas hubungan internasional saat ini.

Untuk pertama kali sejak digugat relevansinya dengan tatanan dunia setelah Perang Dingin berakhir dan Uni Soviet ambruk, NATO mendapatkan lagi pijakan untuk menyatakan diri tetap relevan dengan zaman.

Pijakan itu justru didapatkan, sebagian karena manuver yang agak gegabah dari salah satu negara yang menggugat relevansi NATO, yakni Rusia.

Invasi Rusia di Ukraina tepat menjawab hal yang amat ditakutkan Presiden Vladimir Putin, yakni kerja sama pertahanan yang kian erat antara negara-negara Barat, tulis Wall Street Journal dua hari menjelang KTT NATO digelar di Vilnius, Lithuania pada 11 Juli 2023.

Bagaimana tidak, dulu saat Perang Dingin dan ekspansi pengaruh Uni Soviet mengharu biru dan Eropa selama puluhan tahun, negara-negara netral, seperti Swedia dan Finlandia, tak pernah terusik untuk ganti sikap.

Namun, justru akibat perang Ukraina-Rusia yang "baru" memasuki tahun kedua, Swedia dan Finlandia rela merobohkan benteng netralitas yang sudah mereka jaga bertahun-tahun.

Finlandia sudah diterima menjadi anggota ke-30 pakta pertahanan itu, sementara Swedia masih tergantung sikap Turki dan Hungaria.

Namun, beberapa saat sebelum KTT NATO di Vilnius mulai, Turki memberikan lampu hijau kepada Swedia untuk menjadi anggota NATO. Tak ada yang mengira begitu cepatnya NATO memperluas jangkauannya.

Bentuk awal NATO adalah perjanjian pertahanan antara Inggris dan Prancis pada 1947, yang setahun kemudian melibatkan negara-negara Benelux (Belgia, Belanda dan Luksemburg), dengan tujuan mencegah invasi Uni Soviet.

Setahun kemudian, Amerika Serikat bergabung, terutama setelah Presiden Harry Truman menyampaikan "Doktrin Truman" yang merupakan upaya Amerika Serikat dalam membendung komunisme internasional pimpinan Uni Soviet.

Pada 4 April 1949, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan tiga negara Benelux, ditambah Kanada, Portugal, Italia, Norwegia, Denmark, dan Islandia, memproklamasikan berdirinya NATO.

Berita Terbaru