Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Guru Besar UIN: Hijrah Rasulullah Momentum Bangun Persatuan Bangsa

  • Oleh ANTARA
  • 22 Juli 2023 - 17:40 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Guru Besar Bidang Tasawuf Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Profesor Hamid Nasuhi mengatakan Tahun Baru Islam yang merupakan refleksi peristiwa hijrah Rasulullah saw. dari Mekah menuju Madinah, akan menjadi pemicu untuk membangun persatuan bangsa Indonesia yang terdiri atas beragam suku, budaya, dan agama.

"Singkatnya, kedatangan Nabi Muhammad saw. mampu meredam konflik dan politik adu domba yang terjadi di Madinah. Maka, peristiwa hijrah Nabi juga dikenal dengan istilah ummatan wahidah yang mempersatukan antarimigran (muhajirin) dan pribumi (ansar) yang memiliki perbedaan suku dan agama yang berbeda," ujar Prof. Drs. Hamid Nasuhi, M.A. dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Hamid mengatakan bahwa peristiwa hijrah Rasulullah saw. dari Mekah menuju Madinah merupakan salah satu momentum penting Nabi Muhammad dalam perjuangan dakwah agama Islam.

Momentum ini juga menjadi titik balik perubahan besar dari kondisi penuh penindasan di Madinah menjadi umat yang membangun peradaban yang mengagumkan dalam sejarah Islam.

Ia mengungkapkan bahwa pada awalnya Madinah merupakan penduduk yang heterogen, terdiri atas kelompok-kelompok yang kerap berselisih, seperti ada Bani Aus, Bani Khazraj, Yahudi, dan kelompok lainnya.

Jika ditelisik, kata Hamid, Islam sesungguhnya adalah kalangan minoritas di Madinah. Namun, dengan kepiawaian dan kepemimpinan Nabi Muhammad, kelompok-kelompok besar di Madinah dapat disatukan.

"Mereka disatukan oleh Nabi. Mereka sebelumnya itu suka berperang dan sebagainya maka Nabi diundang ke Madinah. Jadi, Nabi itu menjadi pemersatu, jadi imam untuk satu komunitas besar yang terdiri atas bermacam-macam komunitas kecil sebelumnya," ucap Hamid.

Dalam peristiwa di Madinah kala itu, yang dimaksud umat (ummatan wahidah) adalah kesatuan dari berbagai kelompok di bawah satu imam, satu pemimpin untuk menghadapi ancaman dari luar Madinah.

Jika dalam konteks kenegaraan, pemimpin yang dimaksud juga bisa disebut Presiden atau pemimpin tertinggi dalam sebuah negara karena dapat menyatukan atau mempertahankan berbagai entitas menjadi satu kesatuan.

Direktur Advokasi dan Knowledge Management Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan bahwa momentum Tahun Baru Hijriah ini juga harus diilhami dengan semangat persatuan bangsa.

Selain itu, mempererat persatuan untuk mencegah terjadinya perpecahan dan masuknya ideologi asing yang tidak sejalan dengan kesepakatan para pendiri bangsa.

Berita Terbaru