Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Emas Jatuh Imbas Kenaikan Dolar dan Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS

  • Oleh ANTARA
  • 07 September 2023 - 11:50 WIB

BORNEONEWS, Chicago - Emas berjangka lebih rendah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), mencatat penurunan untuk sesi kedua berturut-turut, tertekan oleh penguatan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS ketika data ekonomi yang optimis mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 8,40 dolar AS atau 0,43 persen menjadi ditutup pada 1.944,20 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.954,50 dolar AS dan terendah di 1.940,00 dolar AS.

Harga emas berjangka jatuh 14,50 dolar AS atau 0,74 persen menjadi 1.952,60 dolar AS pada Selasa (5/9/2023), setelah terdongkrak 1,20 dolar AS atau 0,06 persen menjadi 1.967,10 dolar AS pada Jumat (1/9/2023), dan turun 7,10 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.965,90 dolar AS pada Kamis (31/8/2023).

Bursa Comex ditutup pada Senin (4/9/2023) untuk libur Hari Buruh.

Berbicara dalam sambutannya pada Rabu (6/9/2023) di New England Council, Presiden Federal Reserve Boston Susan Collins mengatakan Federal Reserve "berada dalam posisi yang baik untuk melanjutkan dengan hati-hati" dalam kenaikan suku bunga setelah salah satu siklus pengetatan paling agresif dalam beberapa dekade.

Meskipun The Fed "mungkin mendekati, atau bahkan pada, puncak" kenaikan suku bunga, "pengetatan lebih lanjut mungkin diperlukan" tergantung pada data, kata Collins. Dia memperkirakan suku bunga akan tetap pada tingkat yang restriktif untuk “beberapa waktu.”

Emas berada di bawah tekanan jual baru pada Rabu (6/9/2023) setelah data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan "meningkatkan ekspektasi terhadap suku bunga AS yang akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama," Lukman Otunuga, manajer analisis pasar di FXTM, mengatakan kepada MarketWatch.

"Logam mulia masih bergantung pada apresiasi dolar dan kenaikan imbal hasil Treasury," tambahnya.

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, diperdagangkan setinggi 105,02, tertinggi dalam sekitar enam bulan. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun berada di 4,295 persen, naik dari 4,267 persen pada Selasa (5/9/2023) sore.

Dolar yang lebih kuat dapat berdampak negatif terhadap komoditas, menjadikannya lebih mahal bagi pengguna mata uang lainnya, sementara suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.

Berita Terbaru