SEBANYAK 70 pasa'ngan suami istri (Pasutri) mengikuti sidang itsbat nikah masyarakat di Gedung Mantawara Tamiang Layang, Selasa (12/4/2016). 

Kegiatan yang terselenggara atas kerjasama Pem'kab Bartim dan Kementrian Agama (Kemenag) setempat bersama Pengadilan Agama (PA) Buntok itu bertujuan memberikan legalitas perkawinan bagi pasangan secara hukum dalam bentuk surat nikah.

Wakil Bupati Bartim Suriansyah di sela kegiatan mengungkapkan, secara kuantitas masyarakat yang mendapatkan program ini meningkat dibanding tahun lalu yang hanya berjumlah 64 pasangan. Namun di sisi lain juga harus diakui, masih banyak juga yang belum terjamah program itu.

'Data yang ada terdapat 180 peserta yang mendaftar. Karena keterbatasan  dan diverifikasi hanya menyisakan 70 pasangan,' kata Wabup.

Secara aturan, jelas wabup, perkawinan hanya dibuktikan lewat akta nikah. Namun kenyataannya, saat ini masih terdapat pasangan yang sudah menikah secara sah di mata agama tetapi belum sah di mata hukum. 

Melalui kegiatan itu pemerin'tah menginginkan masyarakat memiliki surat nikah sebagai bukti legalitas status perkawinan, sekaligus melindungi hak anak dalam pendataan kependudukan di kantor pencatatan pemerintahan. 

Dirinya menambahkan, kegiatan turut bertujuan mengoptimalkan data administrasi kependudukan di kabupaten. Pasalnya mengacu aturan saat ini, pembuatan Kartu Keluarga (KK) ataupun Kartu Tanda Penduduk (KTP) juga wajib melampirkan fotocopi surat nikah.

'Ini merupakan kegia'tan positif yang kita laksanakan. Kita upayakan kesinambungannya setiap tahun, sehingga pada saatnya seluruh pasangan menikah yang sah di mata agama turut sah di mata hukum,' jelas Wabup.

Kepala Dinas Kependu'dukan dan Catatan Sipil Bartim Suwardi menerangkan, buku nikah sangat diperlukan dalam berbagai urusan dewasa ini. 

Peserta tertua yang mengikuti program itu Tamrin (67) dan Masrufah (65) berasal dari Benua Lima.  Sementara itu, pasangan termuda pasangan Taufikurrahman (23) bersama Seri Aminah (24) asal Kecamatan Dusun Timur.  

(Tbs/B-5)