Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Legenda Ambun dan Rimbun (Bagian I)

  • 17 April 2016 - 19:41 WIB

DIKISAHKAN, pada zaman dahulu kala, di sebuah kampung di daerah Kalimantan Te'ngah, hiduplah seorang jan'da bersama dua orang anak laki-lakinya yang sudah remaja.

Anak pertamanya berna'ma Ambun, sedangkan anak ke'duanya bernama Rimbun. 

Banyak orang di kampung itu mengira mereka saudara kem''bar lantaran wajah dan perawakan keduanya sa'ngat mirip. Namun sebenar'nya keduanya bukanlah sau'dara kembar karena umur mereka berselisih sa'tu tahun.

Ambun dan Rimbun me'ru'pakan pemuda yang rajin dan hormat kepada orang tua. Setiap hari mereka mem'bantu sang ibu mencari kayu bakar ke hutan dan menjualnya ke pasar.

Pada suatu sore, Rimbun melihat abangnya terme'nung seorang diri di beranda rumah mereka.

'Bang! Apa yang sedang Abang pikirkan' tanya Rim'bun.

'Abang sedang memikirkan nasib keluarga kita. Ka'lau setiap hari hanya men'ca'ri kayu bakar, kehidup'an kita tidak akan pernah mem'baik,' keluh Ambun.

'Lalu, apa rencana Abang' tanya Rimbun. 

'Abang akan pergi merantau untuk mengubah nasib ke'luarga kita. Banyak orang di kampung ini kehidupan' mereka menjadi lebih baik se'pulangnya dari merantau,' jelas Ambun.

'Wah, kalau begitu, Adik akan ikut Abang,' kata Rimbun.

'Jangan, Dik! Kamu di si'ni saja menemani ibu. Ka'lau Adik ikut, kasihan ibu di'tinggal sendiri,' cegah Ambun.

'Tidak, Bang! Adik harus ikut Abang,' tegas Rim'bun bersikukuh ingin per'gi merantau bersama abangnya.

'Baiklah, kalau begitu,' ka'ta Rimbun mengizin'kan adiknya ikut serta.

Malam harinya, kedua kakak-beradik itu menyampai'kan niat mereka kepada sang ibu. Mendengar hal itu, sang Ibu hanya terdiam. Ia bingung bagaimana me'nyikapi keinginan kedua putranya.

Menurutnya, apa yang di'katakan kedua putranya itu memang benar, bahwa me'rantau dapat memperbai'ki kehidupan keluarga mere'ka. Tetapi di satu sisi, umur me'reka masih sangat muda.

'Bagaimana, Bu Apa'kah ibu mengizinkan kami per'gi' Ambun kembali ber'tanya.

'Sebenarnya Ibu merasa be'rat mengizinkan kalian per'gi. Ibu khawatir terha'dap keselamatan kalian ber''dua di rantau. Kalian ma'sih terlalu muda untuk merantau,' jawab sang Ibu de'ngan berat hati.

'Iya, Bu! Tapi, kami ber'dua bisa jaga diri dan saling men'jaga,' sahut Rimbun. 

'Baiklah, kalau memang ka'lian bersikukuh akan per'gi, Ibu mengizinkan. Ta'pi Ibu berpesan, kalian ha'rus menghormati orang lain dan jangan berpisah. Ka'laupun harus berpisah, hen'daknya kalian saling mengabari,' ujar sang Ibu.

'Terima kasih, Bu!' ucap ke'duanya serentak dengan pe'rasaan gembira. (B-3)

Sumber cerita: Cerita Rak'yat Nusantara

Berita Terbaru