Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Proses Rehabilitasi Orangutan yang Panjang Tunjukkan Besarnya Investasi yang Diperlukan

  • Oleh Testi Priscilla
  • 29 Desember 2023 - 14:00 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA Kalimantan Tengah Sadtata Noor Adirahmanta mengatakan bahwa proses rehabilitasi bagi Orangutan dilakukan hingga bertahun-tahun. Proses yang panjang ini menurut Sadtata menunjukkan besarnya investasi yang diperlukan.

"Momen penting sudah kita laksanakan di akhir tahun 2023 dengan pelepasliaran delapan orangutan ke Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya," kata Sadtata dalam rilisnya pada Jumat, 29 Desember 2023.

Proses rehabilitasi yang panjang dan membutuhkan waktu bertahun-tahun ini, lanjut Sadtata menunjukkan besarnya investasi yang diperlukan dalam melatih satwa liar, yang memiliki DNA yang 97 persen serupa dengan manusia ini, untuk siap dilepasliarkan kembali dan hidup di alam liar.

"Harapan kami semoga dalam tahun-tahun mendatang, orangutan yang dilepasliarkan dapat berkembang biak dan menjalankan fungsi ekologisnya dengan baik di alam liar," tutur Sadtata lagi.

Sementara itu, Chief Sustainability Officer, Henky Satrio W mengatakan bahwa dua di antara delapan Orangutan yang dilepasliarkan kali ini yaitu Cinta yang berusia 11 tahun dan Liti yang berusia 10 tahun memasuki Pulau Pra-pelepasliaran program kemitraan antara PT Citra Borneo Indah atau CBI Group dan Borneo Orangutan Survival Foundation atau BOSF sejak tahun 2021 setelah menyelesaikan proses rehabilitasi di Sekolah Hutan, Nyaru Menteng.

"Di Pulau Pra-pelepasliaran ini, Cinta dan Liti mematangkan semua keterampilannya menyintas dan mengasah perilaku alami sampai kelak saatnya kembali ke hutan sejati, menyusul 53 orangutan lain yang lebih dulu dilepasliarkan ke Taman Nasional Bukit Baka Raya," kata Henky.

Henky menjelaskan bahwa periode pra-pelepasliaran umumnya berlangsung selama satu sampai dua tahun sebelum orangutan dinilai siap dilepasliarkan ke hutan alami. 

"Semakin banyak orangutan dari Pulau Salat yang dikembalikan ke hutan liar menandai keberhasilan Gugusan Pulau Salat sebagai Pulau Pra-Pelepasliaran. Keberadaan pulau ini menjadi terobosan baru dan solusi yang cukup baik dalam upaya menyelamatkan dan melestarikan orangutan yang hampir punah di Kalimantan Tengah," tutur Henky Satrio lagi.(TESTI PRISCILLA/H)

Berita Terbaru