Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Isu Pemain Mogok Tak Dibayar Gaji, Ini Kata Manajemen Kalteng Putra

  • Oleh Hermawan Dian Permana
  • 23 Januari 2024 - 20:49 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Pemain Kalteng Putra diisukan mogok tak mau melanjutkan bermain pada laga ke 5 play off degradasi liga 2, melalui postingan pemain Kalteng Putra, Usman Diara dalam akun instagramnya.

Usman melalui postingannya, membagikan surat pernyataan atau perjanjian dari 28 pemain. Seluruh pemain meminta duduk bersama dengan CEO Kalteng Putra, Agustiar Sabran, berbicara tentang timnya sebelum pertandingan keempat melawan Persipura.

Kemudian, bila gaji dan bonus pemain tidak terbayarkan sebelum hari pertandingan pekan ke-4, maka pihaknya tidak akan melanjutkan permainan.

Lalu, di poin terakhir, setelah pertandingan semua berjalan tuntas, para pemain meminta manajemen klub untuk menyelesaikan gaji sesuai yang ada di dalam kontrak sesuai termin.

”Setelah mediasi dan dijanjikan pembayaran, tapi tidak ada itikad baik lanjutan, maka kami semua pemain tidak akan melanjutkan pertandingan ke 5 dan seterusnya,” ujar Usman dalam caption instagram @usmandiarra, Senin, 22 Januari 2024.

Menanggapi hal itu, CEO Kalteng Putra, Agustiar Sabran melalui Manager Tim, Sigit Wido mengatakan, keterlambatan pembayaran gaji pemain bukan karena finansial, tapi karena punishment dari CEO Kalteng Putra, Agustiar Sabran.

“Karena pemain tidak bermain dengan sepenuh hati," sebut Sigit dalam keterangannya, Selasa, 23 Januari 2024.

Sigit mengatakan, keterlambatan pembayaran gaji pemain hanya selama 15 hari, bukan dua bulan seperti yang ramai diberitakan. Ia menegaskan, manajemen tetap akan bertanggung jawab sesuai dengan kesepakatan kontrak.

"Tim tetap akan bertanggung jawab, namun kami menuntut pemain untuk dapat bermain profesional di sisa pertandingan. Terlepas dari apa hasilnya, nanti kita lihat kedepannya," jelasnya.

Sigit meminta, masyarakat dapat bijak dalam menilai polemik yang terjadi di tim sepak bola asal Kalimantan Tengah tersebut. Masyarakat diminta untuk menilai dari dua sisi, jangan hanya memojokkan manajemen.

”Intinya tugas pemain itu bermain. Kalau hak itu semua sudah ada di kontrak. Jadi, jangan mengancam tidak bermain, nah itu salah sudah. Karena aturan gaji sudah ada di kontrak, jadi taunya mereka harus main dengan menampilkan performa terbaiknya, bukannya malah mengancam, karena ada konsekuensinya di kontrak kalau tidak bayar, klub sudah tahu aja resikonya, dan itu gak mungkin tidak dibayar. Jadi, jangan pemain itu mengancam manajemen, semua ada sebab akibat,” jelasnya.

Dia mengakui sudah mempersiapkan tim secara serius sejak awal dengan menghadirkan pemain yang berkualitas. Persiapan itu diharapkan bisa memenuhi target.

Berita Terbaru