Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Belasan ODGJ Berkeliaran di Kobar

  • Oleh Nurita Fitriyastuti
  • 06 Februari 2024 - 16:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Belasan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berkeliaran di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) selama 2023. Banyaknya ODGJ yang berseliweran di jalanan tersebut diduga karena ditelantarkan keluarga, buangan dari daerah lain hingga tidak adanya identitas yang jelas.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kobar, Aldrin pada Selasa, 5 Februari 2024. "Terkait berkeliaran, kadang asal usulnya dibuang. Kita belum berani mengevaluasi semua itu karena kita belum punya fasilitas semacam rumah singgah atau tempat rehabilitas orang dengan gangguan jiwa," ujarnya.

Sampai saat ini, lanjut Aldrin, sembari mencari keluarga ODGJ yang tidak memiliki identitas, pihaknya membiarkan mereka berkeliaran, asalkan tidak mengganggu warga.

"Kita tidak bisa menahan, karena kita tidak punya fasilitas, penampungannya tidak punya, sementara tidak mengganggu lingkungan sekitarnya ya kami bebaskan aja dulu," ucapnya.

Dia melanjutkan, Dinas Sosial Kobar kini saling bekerja sama dengan pihak puskesmas dan rumah sakit dalam menangani orang gangguan jiwa.

Untuk itu, ia menghimbau kepada seluruh keluarga yang memiliki anak ataupun saudara pengidap gangguan kejiwaan agar segera membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai tanda identitas diri, sehingga memudahkan pemerintah daerah dalam membantu. 

Masih seputar kejiwaan, Aldrin mengungkapkan, terkini, ada 400 pengidap orang gangguan jiwa yang sudah tercatat di seluruh puskesmas di wilayah Kabupaten Kobar.

Disampaikan bahwa tertinggi di Puskemas Kumai yang tercatat 95 pengidap gangguan jiwa, Puskesmas Mendawai 30 orang, Puskesmas Madurejo 34, Puskesmas Natai Pelingkau 26 orang, Puskesmas Arut Selatan 18 orang, Puskesmas Teluk Bogam 17 orang.  

"Ada anak, remaja hingga dewasa. Anak itu muncul karena kebanyakan penyalahgunaan obat, overdosis obat tanpa resep dokter, bisa juga karena ngelem akhirnya mereka nge-fly terus menerus akhirnya kena sarafnya," ungkapnya. 

Dia meminta kepala desa untuk mengawasi warganya dalam mengknsumsi obat tanpa pengawasan dari dokter, terutama bagi anak-anak yang perlu pengawasan dari orang tuanya. (NURITA/Y)


TAGS:

Berita Terbaru