Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pesta Demokrasi Dibalik Jeruji Besi, Ratusan WBP Lapas Sampit Gunakan Hak Pilih

  • Oleh Dewi Patmalasari
  • 14 Februari 2024 - 22:00 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Suasana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Sampit pagi ini terlihat berbeda. Nampak 3 tenda diatur di tengah halaman dan sejumlah orang sibuk menata kotak putih bertuliskan 'KPU Pemilu Tahun 2024'.

Tenda-tenda tersebut merupakan TPS lokasi khusus untuk memfasilitasi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) menggunakan hak pilihnya meski berada dalam tahanan.

Ratusan WBP Lapas Sampit pun antusias akan kehadiran pesta demokrasi tahun ini. Mereka menunggu dibalik jeruji, menanti giliran masuk ke TPS untuk mencoblos meski tak semua WBP berhak menggunakan 5 kategori pemilihan.

"Tahun ini tahun pertama memilih di TPS lokasi khusus Lapas Sampit. Suasananya jelas berbeda dengn Pemilu yang sebelumnya saya ikuti," kata salah satu WBP Lapas Kelas II B Sampit berinisial JAW, Rabu, 14 Februari 2024.

Meski telah beberapa kali mencoblos, dirinya merasa bingung menentukan pilihannya. Karena berada di lingkungan Lapas membuat dirinya tidak mengetahui visi dan misi calon pemimpin yang ia coblos.

Namun hal itu tak membuat dirinya menyia-nyiakan hak pilihnya. Pria yang berasal dari Lampung tersebut hanya mendapat hak untuk memilih pasangan presiden dan wakil presiden.

"Semoga yang menjadi pemimpin ke depan amanah dan betul-betul membela rakyat walaupun status saya berada di sini tidak mengetahui dunia luar," ujarnya.

Di tengah riuhnya WBP Lapas Sampit menentukan pilihannya, terlihat Camat Mentawa Baru Ketapang Irpansyah memantau TPS lokasi khusus tersebut. Ia memantau kondisi TPS 901, TPS 902, dan TPS 903.

Irpansyah berharap, TPS lokasi khusus di Lapas Sampit mampu mengakomodir WBP untuk menggunakan hak pilih wakil rakyat dan presiden dengan hati nurani tanpa ada paksaan atau intimidasi.

"Walaupun mereka nara pidana yang sudah terjerat hukum jangan sampai mereka terintimidasi saat menggunakan hak pilih," kata Irpansyah.

Berita Terbaru