BORNEONEWS, Muawa Teweh - Acara adat berupa Tiwah Massal di Desa Tumbang Manggu, Kecamatan Sanaman Mantikei Kabupaten Katingan yang sudah mulai sejak 7 Mei 2016 dinilai kurang promosi.

"Karena langkah promotifnya kurang sehingga gaungnya juga akhirnya tidak maksimal," ucap Bupati Ahmad Yantenglie usai membuka pertemuan teknis penyuluh pertanian, kehutanan dan perikanan di Aula Kantor Ketahanan Pangan setempat, Selasa (17/ 5).

Menurut Bupati Tenglie, acara adat Tiwah massal di Tumbang Manggu itu sebenarnya sudah berjalan sejak 7 Mei 2016. Namun demikian acara seremonial terkait hal ini sedang disusun penjadwalannya.

"Tapi karena Tiwah yang kali ini menggunakan sistim Belian, maka waktunya cukup panjang sebulan penuh. Sedangkan Tiwah massal tahun lalu sistem fisur dengan waktu paling lama seminggu," katanya.

Mudah-mudahan, kata orang nomor satu di Katingan ini, dalam waktu dekat ada peresmian atau pembukaan secara seremonial tentang kegiatan itu.

"Kemarin ada upaya langkah promotif, tapi berkenaan dengan anggaran sepertinya langkah promotif belum secara maksimal untuk disebarluaskan, dan hanya dengan upaya secara tradisional saja yang berkembang," sebutnya.

Pasalnya belum ada penyiapan anggaran dilaksanakan oleh dinas teknis pada tahun anggaran murni tahun ini.

Menurut rencana jika acara pembukaan Tiwah massal di Tumbang Manggu ini bakal digelar 27 Mei 2016.

Sebelumnya pihak Dinas Pemuda Olahraga, Budaya dan Pariwisata Katingan berencana mengundang perwakilan negara-negara sahabat untuk bisa hadir menyaksikan acara Tiwah Massal di Tumbang Manggu itu.

Sementara itu menurut Camat Sanaman Mantikei, Prancis, acara Tiwah Massal di wilayahnya ini digelar di Rumah Betang Sair Sua.

"Tiwah massal kali ini diikuti oleh 50 orang lebih yang berasal dari beberapa desa di Kecamatan Sanaman Mantikei," sebut Prancis. (ABDUL GOFUR/m)