Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Nyaris Terisolasi, Desa Sungai Dau Butuh Akses Jalan

  • Oleh Raden Aryo Wicaksono
  • 25 Mei 2016 - 20:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Desa Sungai Dau, Kecamatan Arut Utara (Aruta) sangat minim akses jalan,. Desa yang letaknya di ujung utara Kotawaringin Barat ini belakangan nyaris terisolasi dan sulit dicapai.

Seorang warga Pangkalan Bun, Agus, mengaku kesulitan mencapai Desa Sungai Dau saat mengantarkan kerabatnya yang tinggal di desa itu. Ini lantaran jalan menuju desa yang dikenal dengan nama Bina Desa itu rusak parah sehingga tak dapat dilalui kendaraan mobil. Untuk mencapai desa bekas pemukiman pekerja salah satu perusahaan perhutanan itu, warga setempat harus menggunakan jasa ojek, dengan bayaran cukup mahal.

"Minggu (22/5) kemarin, waktu mengantar keluarga ke Desa Sungai Dau kami terpaksa menginap di rumah kawan di daerah Rantau Pulut. Karena jalannya rusak parah. Jadi akhirnya harus naik ojek ke desa. Bayar Rp70 ribu. Padahal tinggal sekitar 10 kilometer lagi sampai," ujar Agus, Rabu (25/5/2016).

Menurut Agus, satu-satunya jalur akses yang bisa ditempuh untuk mencapai Desa Sungai Dau adalah jalur darat yang menghubungkan desa itu dengan daerah Rantau Pulut, Kabupaten Seruyan. Sebab, saat ini, Desa Sungai Dau terbilang nyaris tak memiliki akses jalan penghubung dengan desa lain di Aruta, Kobar. Jalur tembus yang dibuat dengan desa terdekat, yakni Desa Sambi, kondisinya bahkan lebih parah dan tak bisa dilalui kendaraan.

"Ya, berharap pemerintah mau memperbaiki jalur jalan ke desa itu. Karena satu-satunya jalur yang bisa dilalui sekarang ya lewat Rantau Pulut. Kalau dari Pangkalan Bun sekitar 6 jam. Kalau dari Pangkut Aruta, sekitar 4 jam, itupun ujung-ujungnya tetap ketemu jalur Rantau Pulut juga. Terus kalau mau lewat Sambi bisa, sekitar 2 jam. Tapi jalannya rusak lebih parah lagi," jelas Agus.

Kepala Bidang Bina Marga, Juni Gultom mengaku sudah mengusulkan anggaran kepada pemerintah pusat untuk pembangunan jalan penghubung desa-desa di Aruta, yakni sebesar Rp100 miliar. Anggaran itu, menurut dia, diperkirakan akan dapat digunakan untuk penyiapan konstruksi jalan, berupa timbunan agregat tipe C. Untuk sepanjang sekitar 100 kilometer. Sebab, untuk pembangunan jalan hingga pengaspalan, anggaran yang harus disiapkan per kilometer sekitar Rp4,5 miliar.

"Jadi kalau untuk 100 km jalan, perlu dana Rp450 miliar. Kita baru mampu mengaspal dalam kota Pangkut. Ke desa sekitarnya masih jalan tanah fungsional. Desa Sungai Dau tahun ini belum masuk di APBD. Tapi sedang kita usulkan ke Kementrian PDT. Semoga ada respon," urai Juni Gultom, Selasa (24/5/2016). (RADEN ARYO/m).

Berita Terbaru