BORNEONEWS, Tamiang Layang - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menjelaskan bahwa saat ini seluruh wilayah Indonesia memasuki musim pancaroba yaitu peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

Kondisi ini ditandai dengan perubahan cuaca yang begitu cepat di suatu wilayah. Karena itu masyarakat di Kabupaten Barito Timur yang akan melakukan aktivitas di akhir pekan perlu mengetahui potensi cuaca yang akan terjadi.

Kepala Stasiun Meteorologi Sanggu Eko Bambang Minarto menyampaikan, pada Sabtu, 27 April 2024 dipraktikkan tidak ada hujan di Barito Timur. Meski demikian dia mengimbau untuk tetap mewaspadai perubahan cuaca secara mendadak maupun potensi hujan lokal.

"Sedangkan pada Minggu, 28 April semua kecamatan berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang," lanjutnya.

Dia menjelaskan, kondisi atmosfer skala global saat ini menunjukkan bahwa Indeks Osilasi Selatan (SOI) dan Nino 3.4 tidak signifikan terhadap terjadinya peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, sedangkan kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) dalam kategori positif. 

Namun aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial diperkirakan aktif di wilayah pulau Jawa dan Bali dalam sepekan ke depan dapat mendukung potensi pertumbuhan awan dan hujan di wilayah tersebut.

"Sirkulasi siklonik terpantau di Kalimantan bagian tengah yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang dari Papua Pegunungan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, hingga Kalimantan Selatan bagian atas. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar Pusat Tekanan rendah, sirkulasi siklonik di sepanjang daerah konvergensi tersebut," ujarnya.

Berdasarkan prediksi kondisi global, regional di sebagian besar wilayah Indonesia mempengaruhi cuaca di wilayah  Indonesia dalam sepekan ke depan, terutama Kalimantan Tengah.