Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Harga Karet Anjlok, Warga Gunung Mas Pilih Sedot Emas

  • 28 Juni 2016 - 19:43 WIB

BORNEONEWS,Gumas-SAAT ini harga komoditas karet di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) masih sangat murah atau anjlok yakni hanya Rp5 ribu per kilogram. Hal tersebut menyebabkan warga tidak lagi tertarik menekuni usaha untuk menyadap karet. Bahkan, sebagian besar masyarakat mencari usaha lainnya dengan menambang emas dengan menggunakan mesin rakitan (sedot emas).

Salah seorang warga Kelurahan Tumbang Rahuyan, Kecamatan Rungan Hulu, Junbri, 48, ketika dibincangi borneonews di sela menghadiri safari Ramadan, Senin (28/6/2016) sore, menuturkan, saat ini harga jual karet sangat memprihatinkan. Hal tersebut menyebabkan banyak warga yang tidak tertarik lagi berusaha menyadap karet.

'Saat ini harga karet sangat murah. Untuk itu kami terpaksa beralih mencari usaha lain, terutama menyedot (mencari emas),' ujar Junbri.

Menurut pria yang sudah puluhan tahun menjadi penyadap karet itu, dalam keadaan harga karet yang murah seperti saat ini. Jika masih mengandalkan usaha menyadap karet ekonomi masyarakat akan semakin sulit. Terlebih harga berbagai kebutuhan pokok (sembako) terus melambung tinggi. Hal tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat.

'Kita bayangkan saja jika mendapat 10 koligram per hari dari hasil menyadap karet.

Dikalikan Rp5 ribu , maka akan mendapat Rp50 ribu. Sementara harga beras disini dengan kisaran Rp12 sampai 18 ribu per kilogram, belum lagi kebutuhan pokok yang lain. Untuk kebutuhan keluarga bisa lebih dari Rp50 ribu per hari,' terang.

Warga Kelurahan Tumbang Rahuyan lainnya, Warli , 35, menyampaikan, beralih dari usaha menyadap karet dengan menjadi penambang emas buka keinginan masyarakat. Hal tersebut karena keadaan yang memaksa mereka, akibat harga jual karet yang sangat murah. Padahal, kata dia, menambang emas juga belum tentu hasilnya seperti yang diharapkan.

'Saat harga karet cukup tinggi sekitar tahun 2010 dan 2011 silam, yang mencapai Rp15 ribu per kilogram bahkan lebih. Banyak masyarakat yang menyadap karet sebagai sumber usaha, mengingat didaerah ini cukup banyak kebun karet. Namun saat ini usaha menyadap karet ditinggalkan,' terang dia.

Warli mengharapkan, dalam waktu dekat harga komoditas karet bisa membaik, bahkan bisa diatas Rp10 per kilogram. Sehingga masyarakat bisa kembali mengandalkan usaha menyadap karet dan penambang emas semakin berkurang.'Jika harga karet membaik dan hasil menyadap mampu mencukupi kebutuhan masyarakat, maka sebagian besar masyarakat lebih memilih usaha menyadap karet,' pungkasnya. (EP)

Berita Terbaru