Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pancaroba, Demam dan Flu Jadi Penyakit Tertinggi

  • 20 Juli 2016 - 18:45 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Saat musim pancaroba (peralihan kemarau ke penghujan) sering membuat tubuh rentan akan serangan penyakit. Seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) jenis flu dan demam.

Daya tahan tubuh akan mudah melemah ketika cuaca yang cepat berubah saat musim pancaroba. Kadang, ketika pagi hari matahari bersinar dan langit cerah. Akan tetapi, menjelang siang hari tiba-tiba awan mendung datang dan hujan deras begitu saja.  Demikian halnya dengan suhu udara. Siang hari udara terasa panas sangat panas dan kemudian malam hari udara berubah menjadi sangat dingin.

"Jika kondisi tubuh lemah, penyakit akan lebih mudah menyerang," terang Kepala Bidang Pelayanan Masayarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat, Fahrudin. Rabu (20/7/2016).

Dalam kondisi seperti itu, jelas Fahrudin, menuntut tubuh kita untuk bisa menyesuaikan kondisi di luar tubuh dengan sangat cepat. Hal ini sering menimbulkan ketidaknyamanan. Bukan cuma kodisi tubuh, namun juga berpengaruh kepada moody untuk beraktivitas. 

ISPA dan demam biasanya ditandai dengan batuk, baik batuk kering atau yang disertai pilek, sesak napas, peningkatan suhu badan atau pernapasan yang tidak normal. Ketika penyakit semakin serius, demam akan semakin tinggi (pada radang tenggorokan) bahkan disertai dengan toksemia atau keracunan (pada difteri). 

Cara pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan mengonsumsi multivitamin yang bisa membantu untuk meningkatkan daya tahan tubuh terlebih saat musim pancaroba.

Selain itu, asupan makanan dan memilih nutrisi yang tepat untuk meningkatkan daya tahan tubuh merupakan cara yang bisa dipilih untuk mencegah penyakit itu.

"Selain flu dan demam, diare juga sering muncul saat musim pancaroba," sebutnya.

Saat musim pancaroba, banyak orang terserang diare. Ini karena banyaknya debu dan kotoran yang berpotensi menjadi vektor. Penyakit ini juga dipengaruhi oleh pola konsumsi. 

"Apa yang kita makan dan minum bisa saja tercemar oleh kuman atau virus yang bisa menyebabkan diare. Lingkungan harus tetap bersih, begitupun makanan dan minuman harus higienis," ujar Fahrudin.

Cara lain yang perlu dilakukan, beber Fahrudin, yakni dengan menghindari makanan dengan kadar gula yang tinggi, menjaga tubuh agar tidak mengalami dehidrasi, memperbanyak minum jus, menjauhkan diri dari bahan-bahan kimia, membatasi konsumsi kafein (kopi), tidur cukup dan olahraga secara rutin.

"Makan gorengan dan minum es secara berlebihan juga dapat memperlemah kondisi tubuh," pungkasnya. (UD/m)

Berita Terbaru