BORNEONEWS-Kuala Kapuas,  DPRD Kapuas akhirnya menindaklanjuti laporan Yakob Andreas terkait anaknya yang tidak diterima sebagai siswa SMPN 1 Kapuas. Kepala Sekolah SMPN itu menyatakan, anak Yakob Andreas adalah anak bodoh, sehingga tidak diterima di sekolah tersebut.

Yakob sebagai orang tua tidakterima anaknya dicap bodoh dan tak diterima disekolah tersebut. Alasannya, anaknya yang bernama Hana Gloria Maranatha pernah mendapat Rangking 11 selama mengikuti pelajaran di sekolah.  "Selain itu anak saya pernah meraih juara III olimpiade Matematika tingkat Propinsi" tegas Andreas.

DPRD bermaksud memanggil  Kepala Sekolah SMPN tersebut untuk mendengar  secara gamblang persoalan tersebut dalam sebuah rapat dengar pendapat (RDP).  " Jadual RDP dengan Kepsek tersebut sudah masuk dalam Banmus," kata Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kapuas, Nordin.

Rapat Dengar Pendapat bukan berarti mencari siapa yang salah, namun mengedepankan adanya musyawarah demi perbaikan semua pihak.  "Aturan dunia pendidikan sudah jelas mengaturnya, sehingga dalam penerapan pelaksanaan diperlukan adanya niat baik semua pihak."

Sebagaimana diberitakan Palangka Post (group Borneonews) sebelumnya, pelapor atas nama Yakob Andreas melayangkan surat keberatan yang ditujukan  kepada Bupati Kapuas, Ketua DPRD Kapuas, Disdik Kapuas dan Komisi IV Dewan Kapuas.

"Keberatan atas pernyataan Kepsek tersebut menyebutkan anak saya yang pernah masuk inklusi dinyatakan Bodoh" tegas Yakob Andreas.  Ia menduga ulah oknum Kepsek SMPN 1 Kapuas sudah melanggar UU Diknas, yakni membatasi hak seseorang untuk mengikuti pendidikan di lembaga milik pemerintah.

"Selain itu juga melanggar Program Bupati Kapuas yaitu wajib belajar 12 Tahun, tidak beretika moral sebagai pendidik atas pernyataan tidak bersifat mendidik. (Pro/*)