BORNEONEWS, Kotim - Sekretaris Komisi III DPRD Kotawaringin Timur, Hero Harapanno Mandouw, mendukung wacana penerapan waktu belajar selama lima hari sekolah dalam sepekan, namun dengan beberapa catatan. Menurut politisi Partai Demokrat itu, apabila kebijakan lima hari sekolah diberlakukan, kegiatan belajar mengajar dipadatkan mulai pagi hingga sore hari. Namun tentu harus diatur jam efektif belajar mengajar di sekolah, agar tidak mengurangi porsi materi yang disampaikan.

"Kita di daerah akan melaksanakan yang menjadi kebijakan pemerintah pusat, termasuk wacana lima hari sekolah apabila nanti diterapkan. Karena tentu telah melalui pengkajian yang matang. Selain itu juga harus dipertimbangkan kemampuan, daya serap, dan konsentrasi anak (siswa) terhadap materi pelajaran yang disampaikan," ujar Hero Harapanno Mandouw, di Sampit, Kamis (15/9/2016).

Dengan lima hari sekolah juga akan mengurangi kemungkinan siswa terpapar kenakalan remaja karena aktivitasnya lebih terpantau. Hero menilai, libur sekolah dua hari dalam sepekan, yakni Sabtu dan Minggu akan berdampak positif. Karena waktu libur yang panjang akan membuat otak kembali segar dan anak kembali bersemangat mengikuti pelajaran di sekolah pada awal pekan. 

"Dua hari waktu libur itu juga dapat digunakan oleh orang tua memberikan perhatian lebih kepada anak," ucap dia. 

Sebab, bagaimanapun keluarga adalah faktor utama pembentukan karakter anak, selain pendidikan formal yang didapat di sekolah. 

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengusulkan hari Sabtu akan dijadikan hari libur sekolah. Pertimbangannya, agar anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. (M. RIFQI/N).