Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

SAPRIATNO: Jika Saya Kalah, Malu Karena Lawan Lebih Yunior!

  • Oleh M Habibie
  • 23 September 2016 - 04:01 WIB

BORNEONEWS, Bandung -- Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX  2016 Jawa Barat  menjadi momentum kebahagiaan tersendiri bagi cabang olahraga panahan.

Berangkat dari keterpurukan  dua PON yang diikuti Sapriatno  baik PON Kaltim 2008 dan PON Riau 2012 di mana tak ada medali berarti yang  diraih. Ternyata  PON Jabar di tanah legenda membawa berkah tersendiri bagi Pengurus Provinsi (Pengprov)  Persatuan  Panahan Seluruh Indonesia (Perpani ) Kalteng. Terlebih bagi yang bersangkutan dari banyak  nomor-nomor yang diikuti memang diandalkan, seperti  individual recurve  dan recurve mix, ternyata satu nomor paling bergengsi dari nomor coumpound berhasil masuk final. Satu diantaranya Sapriatno berhasil meraih medali emas di jarak 50 meter individual  perorangan coumpund, Kamis (22/9).

Ditemui usai pertandingan di lapangan panahan Jalak Harupat wartawan Palangka Post  (group Borneonews)  mewancarai ayah dua anak ini.  Berikut   petikan wawancaranya.

Kami ucapkan selamat, sudah meraih 1 medali emas untuk Kalteng. Bagaimana perasaan anda

Puji syukur kepada Tuhan, saya senang sekali  mendapat medali emas karena berbarengan dengan hari ulang tahun  ke 31. Anggap saja kado istimewa buat diri pribadi dan masyarakat Kalteng pada umumnya telah mendoakan kami berlaga di PON.

Apa memang hasil di PON ini sudah sesuai dengan target awal

Ya, ini sesuai target yang dibebankan  pelatih agar meraih emas. Karena nomor yang terakhir diikuti oleh panahan melaju ke babak final. Sebagai pemanah terakhir   mencoba realistis mewujudkan itu ternyata berhasil.  Terlebih dari dua PON yang diikuti Kaltim 2008 saya hanya meraih perunggu dan PON 2012 Riau tidak memperoleh apa-apa. Jadi semangat sangat tinggi  harus bisa. Kapan lagi mendapat medali tertinggi.

Walaupun kali di cabang panahan sering kali terjadi kejutan, kadangkala  atlet  yang pernah bertanding di olimpiade bisa kalah sama juniornya. Terlebih bila saya kalah malu besar karena lawan  lebih junior di pelatihan pemusatan  nasional (Pelatnas).

PON membawa nama gengsi daerah. Dilihat ribuan orang, setiap provinsi memberikan semangat kepada atlet untuk bertanding. Kalau ada rasa tegang, gugup, keluar keringat dingin wajar sekali.

Untuk siapa 1 medali emas ini anda persembahkan

Terimakasih. Tentu untuk banyak pihak yang sudah membantu saya berprestasi, mulai dari pengurus, pelatih, dan teman-teman semua. Teristimewa untuk  istri, dua anak saya juga  kedua orangtua dan keluarga yang terus memberikan support pada saya, mulai dari awal  menggeluti hobi memanah  hingga 15 tahun  silam hingga mengikuti PON sekarang.

Bagaimana awal ketertarikan anda dengan olahraga panahan

Awalnya diajak kawan-kawan  dulu ikut latihan . Awalnya juga hanya coba-coba, tidak pernah terpikirkan bisa mewakili daerah, apalagi  di event nasional seperti sekarang. Lama-lama suka juga. Dari situ kemudian termotivasi untuk tidak sekedar ikut-ikutan, tapi juga berprestasi.

Apa target anda ke depan

Setelah ini kembali pulang ke Kabupaten Lamandau untuk kembali mengajar  di sekolah di SMP saya coba fokus  lagi sebagai guru.

BIODATA

Nama: Sapriatno (31)

TTL:  Bukit Bamba, Pulang Pisau,  19 September 1985

Keluarga

Istri: Yansina

Anak: Citra (8 tahun), Kenzo (1,5 tahun)

Orangtua

Ayah: Philipus

Ibu: Meri M Nagan

Berita Terbaru