Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

GIMNI Desak Pemerintah Pangkas Rantai Distribusi Minyak Goreng

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 19 Desember 2016 - 11:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Setiap menjelang perayaan hari besar keagamaan di Indonesia, harga komoditas pangan, termasuk harga minyak goreng, baik minyak sawit dan minyak nabati lainnya, cenderung mengalami kenaikan.  Untuk itu, Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) mendukung langkah pemerintah menjaga stabilitas harga minyak goreng menjelang Natal dan Tahun Baru.

"Kami sepakat untuk menjaga pasokan terutama minyak goreng curah supaya harganya tidak naik. Sedangkan minyak goreng kemasan kita tidak atur karena kelasnya konsumen sudah berbeda," kata Direktur Eksekutif GIMNI, Sahat Sinaga, di Jakarta, Senin (19/12/2016).

Selama ini, menurut Sahat, setiap ada kenaikan harga minyak goreng di pasar, yang selalu disalahkan adalah produsennya. Padahal, produsen jarang menaikkan harga minyak goreng. 

"Faktor yang menyebabkan kenaikan harga minyak goreng adalah harga pasar internasional dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Selama itu aman, harga stabil," papar dia.

Penyebab tidak stabilnya harga minyak goreng di pasar, apalagi menjelang hari besar keagamaan, lanjut Sahat, akibat permainan para pedagang karena panjangnya rantai distribusi. Dalam hal ini, produsen tidak bisa mengontrol harganya sampai konsumen.

"Pedagang bisanya memanfaatkan hari keagamaan untuk meraup keuntungan yang lebih besar," ujar Sahat.

Sahat meminta pemerintah untuk turun tangan mengendalikan harga dan memangkas rantai distribusi minyak goreng yang panjang itu.

"Ada selisih harga Rp900 per liter dari harga pabrik Rp9400 per liter sampai ke tangan konsumen," pungkasnya. (NEDELYA RAMDHANI/m

Berita Terbaru