Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

H-4 Natal 2016 Harga Bahan Pokok Tak Alami Kenaikan Signifikan

  • Oleh Testi Priscilla
  • 21 Desember 2016 - 19:55 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Tidak banyak harga bahan pokok yang mengalami kenaikan menjelang hari besar umat Kristiani, Natal 2016. Hingga H-4 Natal, pantauan Borneonews harga barang di Pasar Besar tidak mengalami kenaikan signifikan. Misalnya, harga ikan nila masih bertahan Rp38.000 per kilogram, seperti hari-hari biasanya. Ini juga terjadi pada harga daging sapi, Rp120.000 masih bertahan.

Meski begitu bukan berati tidak ada kenaikan sama sekali untuk beberapa komoditi di pasar tradisional. Harga udang misalnya, naik Rp5.000-Rp10.000 per kilogram.

"Udang yang besar Rp55.000, tadi saya jual Rp60.000 tapi karena sudah siang nggak apa-apa Rp55.000. Biasanya saya bisa kasih Rp45.000 per kilo, sekarang nggak bisa. Sudah mahal dari sananya," ungkap Sudirman, pedagang ikan di Pasar Besar, Rabu (21/12/2016).

Hal yang sama juga terjadi pada ayam ras. Jika di hari biasa harga ayam ras hanya Rp28.000-Rp30.000 per kilogram, sekarang harganya sudah mencapai Rp38.000 per kilogram.

"Di luar malah sudah sampai Rp40.000 harganya," tandas Sudirman.

Sementara itu Hj Anis, pedagang telur juga mengaku mengalami kesulitan dengan harga telur yang kian merangkak naik. Jika biasa telur bebek ukuran kecil bisa ia jual seharga Rp1.900 kini telur dengan ukuran yang sama harus ia jual dengan harga Rp2.300 per butir.

"Sudah naik dari agennya, nggak dapat lagi Rp1.900 sekarang. Susah juga sih. Pelanggan yang biasanya beli 3 tabak sekarang dikurangi menjadi 1 atau 2 tabak saja. Rugi juga saya kalau sedikit saja yang laku," bebernya.

Diwawancarai terkait kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok ini, Wali Kota Palangka Raya, HM Riban Satia mengatakan bahwa ini kondisi yang wajar.

"Ini sudah biasa menjelang hari besar, toh naiknya juga kan tidak besar. Lagipula yang menaikkan harga barang bukan pedagang, tapi dari pemasok," pungkas Riban.

Riban juga memprotes pemberitaan yang selalu membesar-besarkan kenaikan harga sembako jelang hari-hari besar keagamaan. Padahal, wajarnya yang perlu dikritisi menurutnya adalah kenaikan harga angkutan udara yang selalu terjadi di saat-saat demikian.

"Harga tiket pesawat kan bisa diatur oleh pemerintah tapi kenapa wartawan tidak pernah memprotes harga tiket yang mahal sementara harga barang yang sebenarnya tidak bisa diatur pemerintah selalu dipermasalahkan," katanya. (TESTI PRISCILLA/N).

Berita Terbaru