Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Harus ada Anjing Pelacak di Bandara dan Pelabuhan

  • 22 Februari 2017 - 17:50 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Penyelundup narkoba melalui bandara dan pelabuhan di Kabupaten Kotawaringin Barat semakin nekat. Sejumlah kasus berhasil diungkap, namun banyak pihak menduga tidak sedikit penyelundupan lolos dari jaring petugas. Minimnya sarana deteksi mulai disorot.

"Semestinya pelabuhan dan bandara di Kabupaten Kobar menempatkan anjing pelacak (Pasukan K9)," ujar Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kobar, AKBP I Wayan Korna kepada Borneonews, Rabu (22/2/2017).

Dengan banyaknya pengungkapan kasus di gerbang masuk Kabupaten berjuluk Marunting Batu Aji ini, lanjut Wayan Korna, pengetatan bandara dan pelabuhan dengan menempatkan anjing pelacak narkoba idealnya mulai diterapkan.

"Terutama di pelabuhan, celah masuknya narkoba di Kobar terbuka lebar. Ribuan orang hilir mudik, namun X-Ray pun mereka tidak punya," bebernya.

Menurut Wayan Korna, pintu gerbang penyelundupan narkoba dari luar daerah adalah bandara dan pelabuhan. Mesin sinar x (X-Ray) dan kejelian petugas untuk mendeteksi akan lebih lengkap jika dibarengi anjing pelacak narkoba. "Sudah lama kami mengusulkannya, namun hingga kini tidak kunjung terealisasi," ungkapnya.

Wacana pentingnya penempatan anjing pelacak narkoba secara permanen sudah lama mencuat. Namun, bagaimanapun hal itu tidak mudah. Anjing harus sudah terlatih, demikian dengan tingginya biaya perawatan.

"Kalo kita datangkan dari luar negeri harganya bisa mencapai Rp150 juta, sedangkan anjing pelacak lokal hanya sekitar Rp10 juta saja," rinci Wayan Korna.

Meski demikian, hal ini perlu mendapat tanggapan serius dari semua pihak. " Saya berharap pemerintah setempat bersedia membantu pengadaannya," pungkas Wayan Korna. (FAHRUDDIN FITRIYA/B-10)

Berita Terbaru