Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Melemahnya Ringgit Bisa Tahan Kejatuhan Minyak Sawit

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 08 Maret 2017 - 14:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Kurs ringgit Malaysia yang menjadi mata uang dalam transaksi perdagangan minyak sawit, dibuka melemah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (8/3/2017).

Melemahnya ringgit pada awal perdagangan Selasa itu lebih disebabkan oleh sepinya peminat karena banyak investor yang menantikan pidato Presiden AS Donald Trump terkait reformasi pajak dan anggaran infrastruktur, kata dealer yang dikutip Bernama.

Pada pukul 9.07 waktu Malaysia, ringgit diperdagangkan di level 4,4430/4500 per dolar AS, dari 4,4380/4420 per dolar AS, Selasa.

Sejumlah laporan media menyatakan pernyataan beberapa pejabat Federal Reserve kian meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan pada Maret, yang diprediksi bakal mempercepat laju inflasi.

Dengan melemahnya ringgit diharapkan dapat memberikan dukungan bagi pergerakan positif harga minyak sawit, karena komoditas ini akan lebih murah bagi pemegang mata uang selain ringgit. Dan kalau pun tidak sampai mendorong penguatan harga minyak sawit, melemahnya ringgit diharapkan setidaknya dapat menahan harga agar tidak jatuh terlalu dalam.

Futures minyak sawit untuk kontrak Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange, Selasa (7/3/2017), merosot 1,2 persen menjadi 2.859 ringgit ($643,19) per ton. Pada sesi sebelumnya, harga minyak sawit menyentuh level 2.898 ringgit, yang merupakan level tertinggi dalam lebih dari dua pekan.

Adapun tekanan yang dihadapi pasar saat ini adalah lemahnya permintaan minyak sawit di pasar global dan juga prediksi sejumlah analis yang menyebutkan harga akan bergerak lamban menyusul meningkatnya produksi di Indonesia dan Malaysia, kata seorang pelaku pasar di Kuala Lumpur seperti dilansir Reuters. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru