Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pemilik Lahan Galian C Palangka Raya Mengaku Diteror

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 14 April 2017 - 12:00 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Alasan di balik tutupnya lokasi tambang pasir atau Galian C di wilayah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, karena pengelola, atau pemilik lahan dan sekaligus alat berat diteror. Mereka mengaku diancam oknum tertentu di ibu kota Kalimantan tengah (Kalteng) ini. Pengakuan ini baru muncul ketika pertemuan pertama antara tim Setda Kalteng dengan perwakilan sopir di ruang rapat Asisten di Kantor Gubernur Kalteng, Kamis (13/4/2017).

Ketika pertemuan mediasi hanya dihadiri delapan perwakilan sopir truk pengangkut pasir. Alotnya pertemuan, karena sopir truk bersikukuh minta kebijakan agar diizinkan pemilik lahan menambang sehingga mereka bisa mengangkut pasir ke luar lokasi untuk dijual kepada pemesan, sementara izin diurus pemilik lokasi. Pihak Setda Pemprov tidak bisa memuluskan tuntutan tersebut meski 'setengah dipaksa' oleh perwakilan sopir.

Penjabat Sekda Kalteng, Sahrin Daulay menandaskan, pihaknya sudah memberikan jalan kepada belasan perwakilan pemilik atau pengelola lahan pasir dengan membantu mempercepat keluarnya izin asalkan ada rekomendasi dari Wali Kota Palangka Raya terkait areal yang dimohonkan. Berbekal informasi inilah akhirnya perwakilan sopir menghadirkan perwakilan pemilik lahan untuk dikonfrontasi.

'Kami diteror. Terus terang saja kami didatangi oknum dan dikatakanlah, lokasi saya ilegal. Kalau masih tidak ada izin, alat akan diangkut atau disita. Lalu saya ditakuti dan diminta sejumlah uang,' kata Wilson, salah satu pemilik lahan/lokasi setelah didatangkan para sopir untuk hadir dalam pertemuan di Ruang Rapat Asisten tersebut.

'Nah, saya tidak berani ambil risiko buka lahan daripada alat diangkut, lebih baik kami setop usaha. Saya tegaskan bukan oknum Polisi karena justru malah mereka yang melindungi kami. Ini berkaitan masalah perut pak. Kalau kami sih bisa bertahan hidup tiga bulan, kalau buruh sopir angkut, kuli bangunan, tukang, mereka teriak-teriak karena keluarganya lapar,' tandasnya. (ROZIQIN/N).

Berita Terbaru