Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Wibawa Pemprov

  • Oleh Nazir Amin
  • 11 Juni 2017 - 11:26 WIB

SAKARIYAS tampil percaya diri sebagai Plt Bupati Katingan, ketika berpidato membawakan pengantar rancangan peraturan daerah pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2016, dalam sidang paripurna DPRD, di Kasongan, Jumat (9/6/2017). Beban berat menghadapi pergulatan politik, yang berujung pada pencopotan Ahmad Yantenglie sebagai Bupati Katingan oleh SK Mendagri, tak menyisakan tempat di wajahnya. 

Sakariyas praktis baru menduduki kursi orang nomor satu di Katingan, Rabu (7/6/2017) malam, melalui upacara sederhana di Istana Isen Mulang, Rumah Jabatan Gubernur Kalimantan Tengah, di Palangka Raya. Saat melantiknya, Gubernur Sugianto Sabran menginstruksikan sekaligus memotivasi bekas wabup itu, agar tidak ragu menjalankan tugasnya sebagai Plt Bupati Katingan.

Kalau Sakariyas bisa begitu percaya diri, sepertinya ada andil Gubernur Sugianto di dalamnya. Harus diakui Sugian bisa menyelesaikan kisruh politik di Katingan dengan elegan, nyaris tanpa gejolak berarti. Proses penggantian Tenglie, yang awalnya penuh lika-liku dibarengi berbagai demonstrasi, terutama sejak pembentukan Pansus DPRD, berakhir antiklimaks di tangan Gubernur Sugian.

Padahal, sekedar mengingatkan lagi, silih berganti demo menjadi pemandangan sehari-hari di Katingan, sejak DPRD menggelar persidangan mengusut kasus perselingkuhan Ahmad Yantenglie. Massa pro dan kontra pemakzulan Tenglie mewarnai perjalanan politik di Bumi Penyang Hinje Simpei (Dayak Ngaju; Hidup Rukun dan Damai untuk Kesejahteraan Bersama) itu. 

Yang patut dipujikan juga peran pihak kepolisian, dan TNI, dalam mengamankan wilayah 13 kecamatan, 154 desa dan 7 kelurahan itu. Aparat keamanan terlihat taktis menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat tetap kondusif. Karena itu, sekeras, dan sekencang apapun unjuk rasa yang muncul, semuanya berakhir, dan berlangsung damai.

Wakil pusat

Awalnya, ada kecurigaan Sugianto Sabran lebih condong --untuk tidak mengatakan berpihak-- ke Tenglie. Kesan ini makin mengemuka setelah SK Mendagri Nomor 131.62-3191 tertanggal 26 Mei 2017 akhirnya keluar, tetapi tak segera diikuti proses peralihan kekuasaan. Rupanya karena berbagai kesibukan, dan jadwal padat, Gubernur tak bisa segera mengeksekusi perintah SK Mendagri itu. 

Sampai muncul isu bakal ada gelombang demo anti-Tenglie, jika tak juga segera ada pergantian kekuasaan. Massa ini geregetan rupanya, karena Ahmad Yantenglie tetap berani bertepuk dada, tampil sebagai orang nomor satu di Katingan, meski pencopotannya oleh Mendagri sudah ramai diberitakan. Ia seperti masih berusaha keras 

menahan laju pelengserannya, seraya meminta ditunjukkan SK asli pemberhentiannya itu, seperti menafikan pemberhentiannya.

Di sinilah wibawa Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah lewat performa Gubernur Sugianto Sabran, sebagai wakil pemerintah pusat, terlihat. Mantan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI itu, tetap tenang menghadapi berbagai desakan, juga sorotan. Ia kelihatan tak gentar berhadapan dengan ancaman, apalagi sekedar gelaran demo, sembari merancang strategi jitu.

Wibawa Pemprov itu mengejawantah dalam tindak dan laku Gubernur Sugianto menyelesaikan kisruh politik di Katingan. Politisi PDI Perjuangan itu, tak grasa-grusu. Ia tetap tenang, sambil tetap menebar senyum takzim, seraya menyusun skenario untuk memuluskan peralihan tampuk kekuasaan dari Ahmad Yantenglie ke Sakariyas, pasangan yang terpilih dalam Pilkada Katingan 2013. 

Tidak mudah merujukkan pasangan pilkada yang sudah pecah kongsi, seperti Tenglie-Sakariyas itu. Sebelumnya, saat situasi makin memanas Tenglie bahkan melaporkan Sakariyas ke polisi dalam kasus korupsi, yang sudah dibantah Sakariyas. Tenglie juga sudah mengusulkan pencopotan wakilnya itu, meski belakangan, ndilalah, dia yang terpental.

Komunikasi informal

Mari mencermati langkah Gubernur Sugianto menyelesaikan gejolak politik di salah satu dari 14 wilayah di provinsi yang dipimpinnya itu. Didahului komunikasi formal dan informal, ia kemudian memanggil Ahmad Yantengli, dan Sakariyas secara terpisah ke Istana Isen Mulang, Rumah Jabatan Gubernur di Palangka Raya. Ia berbicara dari hati ke hati, dalam upaya tetap memanusiakan siapapun, tanpa berbicara lagi soal salah-benar.

Setelah berbicara empat mata dengan Gubernur, hasilnya, kita tahu. Dengan senyuman tipis, seperti dipaksakan, Ahmad Yantenglie menyatakan ikhlas, dan legowo menerima keputusan pemeritah, meski untuk menunjukkan keakuannya, ancaman menggugat tetap keluar. Pria kelahiran Handiwung, Katingan, 19 Mei 1973 itu, merancang membawa pemberhentiannya itu ke jalur hukum, untuk menguji sah-tidaknya SK Mendagri tersebut.

Dengan bahasa tubuh seperti itu, bisa dikethui Yantenglie tentu tak benar-benar ikhlas. Mantan anggota DPRD Katingan itu, belum sepenuhnya legowo. Mana ada orang ikhlas, dan legowo menerima sebuah pencopotan, seraya mengancam akan menempuh jalur hukum Apapun, secara politis, Ahmad Yantenglie sudah menerima pemberhentiannya, dengan atau tidak ikhlas dan legowo.

Jadi, atau tidaknya kelak Yantenglie membawa kasus pemberhentiannya secara hukum, atau ada upaya lainnya, tidak terlalu penting lagi. Ya, tidak terlalu penting lagi, terutama jika Tenglie mengharapkan hasil konkret dari g

gugatannya. Masa jabatan Bupati Katingan yang didudukinya 24 Juli 2013 (hingga diberhentikan oleh Menteri Dalam Negeri, 26 Mei 2017), akan segera berakhir tahun depan. Malah, Ahmad Yantenglie, juga Sakariyas, sudah ancang-ancang maju dalam Pilkada Katingan 2018. Kalau keduanya, juga calon lain, lolos dalam proses verifikasi, kita bakal menyaksikan pertarungan sengit dalam pemilu kada serentak 2018.  

Untuk itu, kepada yang terhormat Ahmad Yantenglie, tinimbang menghabiskan energi, tenaga, juga menguras kocek, untuk sebuah hasil tak berujung, kecuali menunjukkan keakuan, urungkanlah menggugat SK Mendagri itu. Apapun hasilnya, menang, apalagi kalah di pengadilan, kursi Bupati Katingan, yang kini diemban Sakariyas dalam posisi Plt, tak efektif lagi; Pilkada Katingan 2018 tak lama lagi menjelang.

Lebih baik fokus menghadapi pertarungan dalam pemilu mendatang. Siapkan segala sumberdaya yang ada untuk merebut kursi Bupati Katingan 2018-2023. Lupakan segala kepahitan yang berawal dari penggerebekan pada suatu malam Januari 2017, dan berujung pencopotan 26 Mei 2017 itu. Tersenyumlah secara lebih lepas. Jangan lagi hanya memperlihatkan seringai di ujung bibir, seperti saat mendampingi Gubernur mengumumkan peralihan kekuasaan di Katingan itu.

Kepada Gubernur Sugianto Sabran salut atas penyelesain kisruh politik di Katingan. Dengan situasi politik dan keamanan yang relatif stabil, dan kondusif, semoga bisa jadi modal berarti bagi langkah menuju Kalteng Berkah, untuk mewujudkan masyarakat sejahtera. (NAZIR AMIN/WARTAWAN BORNEONEWS/B-2).

Berita Terbaru