Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Wartawan Perbatasan Harus Berani Sampaikan Fakta

  • Oleh Tim Borneonews
  • 16 Agustus 2017 - 10:46 WIB

BORNEONEWS - Wartawan yang bertugas meliput peristiwa di perbatasan, harus berani menyampaikan fakta. Meski konsekwensinya tidak jarang harus menghadapi tekanan, baik dari aparat maupun masyarakat.

Demikian pesan yang disampaikan Kepala Perwakilan LKBN (Lembaga Kantor Berita Negara) Antara, Evy Samsir dalam paparannya di depan peserta diskusi publik soal perbatasan di Hotel PIH Batam Center, Selasa (15/8/2017).

Dalam diskusi yang digelar Forum Pimpinan Redaksi (Pimred) Provinsi Kepri itu, Evy Samsir mengungkapkan bahwa dirinya sudah melakukan perjalanan liputan di pulau-pulau terluar di Provinsi Kepri.

'Di Pulau Pekajang, saya melihat tentara di sana bukan minum air tawar atau air hujan lagi, tapi air laut,' ungkapnya dalam diskusi publik bertajuk, Peran Media di Wilayah Perbatasan Dalam Membangun Semangat Nasionalisme Guna Mensukseskan Kepentingan Nasional itu.

Menurutnya, itulah bukti kecintaan para tentara tersebut kepada republik ini. Kemudian, kisah mereka itupun diberitakan. Sampai akhirnya mendapat atensi dari Panglima TNI.

Sementara itu, Ketua Forum Pimred Kepri, Andi, dalam paparannya menuturkan bahwa saat ini bentuk dari peran media untuk mendukung nasionalisme di perbatasan adalah dengan memberikan subsidi.

'Kalau dihitung, ongkos kirim koran ke Natuna, Anambas atau Lingga itu sudah tidak cukup lagi, kami rugi dari sisi bisnis,' ungkap Andi.

Tapi, lanjutnya, demi membangun rasa nasionalisme dan kepentingan nasional, maka manajemen pihaknya rela mensubsidi.

Sedangkan, dosen Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau Pekanbaru, Muchid Albintani, menuturkan bahwa ada tiga jenis kategori wartawan di perbatasan.

'Pertama, sikap wartawan di perbatasan menjadi tolok ukur atau indikator terhadap klasifikasi oportunis, pragmatis, dan mandiri.'

Kedua, lanjut mantan wartawan Majalah Tempo di Malaysia itu, sikap wartawan di perbatasan sebagai ketauladanan dan spirit bagi membangun semangat nasionalisme dan menyukseskan kepentingan nasional.

Ketiga, karena berada di wilayah perbatasan sikap wartawan dapat menghindari potensi terjadinya separatisme dan disintegrasi bangsa.

Keempat, sikap wartawan dapat memperteguh tolok ukur serta wujud nyata kepentingan nasional.

Masih di momen yang sama, Dekan Fakultas Hukum Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam, Rumbadi Dalle, menuturkan, 'Selama ini kita selalu tunduk sama asing. Karenanya, kita harus punya keseimbangan dalam membangun spirit nasionalisme di perbatasan.' (RO/B-3)

Berita Terbaru