Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Barter CPO-Sukhoi, RI-Rusia Tak Ingin Saling 'Berkhianat'

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 23 Agustus 2017 - 13:46 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Ada cerita menarik di balik kesepakatan barter komoditas Indonesia, termasuk minyak sawit (CPO), dengan pesawat tempur Sukhoi buatan Rusia.

Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Indonesia ingin kedua pihak tidak saling 'berkhianat'. Artinya, Indonesia tidak lagi melirik pabrikan lain untuk membeli peralatan tempur, khususnya pesawat, demikian juga dengan Rusia untuk tidak berpaling ke produsen lain untuk memenuhi kebutuhan komoditas mereka.

Enggartiasto meminta agar Pemerintah Rusia tidak melirik impor CPO dari negara selain Indonesia sebagai imbal dagang pembelian 11 pesawat tempur Sukhoi SU-35 dari Rusia senilai US$1,14 miliar.

"Saya akan bujuk Menhan kami untuk tidak melirik alutsista dari negara lain. Saya juga mohon Anda tidak melirik ke negara lain untuk CPO dan lainnya," kata Enggartiasto di Jakarta, Selasa (23/8/2017).

Rusia, katanya, menjadi pasar potensial bagi ekspor komoditas Indonesia dan memiliki kemampuan ekonomi yang besar untuk produk seperti karet olahan dan turunannya, CPO dan turunannya, mesin dan kopi.

Ia juga meyakinkan kepada asosiasi kelapa sawit di Rusia bahwa produk CPO dan turunannya dari Indonesia higienis sehingga bisa mengembalikan pasar di Rusia dan mengendalikan harga.

"Saya yakinkan produk kita tidak kotor, sekarang sedang ditindaklanjuti agar mengembalikan market share kita. Kalau bisa sampai posisi itu, secara relatif harga bisa kami kontrol lebih terkendali," kata Enggar.

Sementara itu, Rostec sebagai pelaksana teknis imbal beli (barter), menjamin akan membeli lebih dari satu komoditas ekspor, dengan pilihan berupa karet olahan dan turunannya, CPO dan turunannya, mesin, kopi dan turunannya, kakao dan turunannya, tekstil, teh, alas kaki, ikan olahan, furnitur, kopra, plastik dan turunannya, resin, kertas, rempah-rempah, produk industri pertahanan, dan produk lainnya.

Pihak Rostec diberikan keleluasaan untuk memilih calon eksportir sehingga bisa mendapatkan produk ekspor Indonesia yang berdaya saing tinggi.

Adapun pembelian 11 pesawat tempur Sukhoi SU-35 dari Rusia senilai US$1,14 memberikan potensi ekspor ke Rusia bagi Indonesia sebesar 50 persen dari pembelian tersebut atau senilai US$570 juta. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru