Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Prosedur Penyelamatan Telur Penyu di Resort Sungai Cabang

  • Oleh Wahyu Krida
  • 07 September 2017 - 11:14 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Ancaman dominan terhadap telur penyu, yang sering ditemukan dilapangan yaitu predator babi hutan, biawak dan manusia.

Polhut Pelaksana Lanjutan Balai Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) Roy Setiawan Kamis (7/9/2017) menjelaskan hal tersebutlah yang membuat tim patroli penyu harus cepat tanggap untuk melakukan patroli rutin.

"Tujuannya tentu saja untuk menyelamatkan telur penyu untuk segera dipindahkan ke tempat penetasan telur semi alami di samping pos jaga di Pantai Arut Tebal," ujarnya.

Dia kemudian menjelaskan standar prosedur penyelamatan telur penyu yang dilakukan oleh petugas resort.

"Bila tim patroli menemukan penyu sedang bertelur, petugas lalu melakukan pengamatan dengan jarak tertentu. Sementara itu petugas yang lain melakukan pengamatan di sekitar lokasi penyu berada dan melakukan tindakan pengamanan apabila dijumpai aktifitas yang dapat mengganggu penyu bertelur," ujarnya.

Dalam kondisi tersebut, lanjutnya, petugas tetap menjaga intensitas suara maupun gerakan agar penyu tidak merasa terganggu ketika sedang bertelur.

"Agar penyu tidak terganggu, petugas harus meminimalkan cahaya, mengatur jarak, atau bahkan meninggalkan sementara penyu tersebut. Bila tidak dijumpai indukan yang sedang bertelur, namun dilokasi terdapat bekas pasir pantai yang tergali ataupun profil permukaan tanahnya berbeda dengan yang ada di sekitarnya, maka petugas wajib memeriksa lokasi tersebut," jelasnya.

Menurutnya bila ditemukan profil tanah dengan kondisi tersebut pemeriksaan atau pencarian telur dilakukan dengan menggunakan stick/ranting pohon dengan cara di tusukkan ke tanah yang diindikasikan terdapat telur penyu.

"Petugas dapat merasakan perbedaan jika terdapat telur didalam tanah, biasanya terdapat telur yang pecah akibat tusukkan stick kayu. Bila terdapat telur penyu didalam tanah yang telah diperiksa menggunakan stick kayu maka petugas harus segera menggali tanah tersebut dan melakukan prosedur pengambilan data sesuai dengan tally sheet yang sebelumnya telah dibuat," ujarnya.

Setelah sarang dan telur ditemukan, menurutnya ada lagi prosedur penyelamatan yang harus dilakukan.

"Telur tersebutvtentunya harus direlokasi ketempat pemeliharaan . Kegiatan relokasi telur penyu dilakukan untuk menunjang keberhasilan perkembangbiakan penyu dengan memindahkan telur penyu ke tempat penetasan semi alami. Petugas melakukan pemindahan telur ke ember angkut secara hati-hati, agar telur tidak terguncang dan tertukar posisi atas atau bawah. Kadang dilakukan penandaan kecil dengan menggunakan spidol pada bagian kulit telur," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, petugas juga melakukan penghitungan dan pencatatan telur pada lembar monitoring.

"Data yang dicatat meliputi nomor jejak, tanggal patroli, jam mulai dan berakhir patroli, kedalaman sarang pada saat ada telur dan saat telur sudah diambil semua, diameter sarang bagian atas dan bagian bawah, lebar jejak indukan bila masih ada, jumlah telur yang baik dan rusak, jam ditemukan sarang, jam telur ditanam, lokasi ditemukan, panjang karapas atau cangkang indukan, lebar cangkang indukan, lokasi atau posisi sarang ,jenis penyu dan suhu saat ditemukan," ujarnya.

Sedangkan waktu pemindahan telur penyu ke tempat penetasan semi alami tidak boleh lebih dari 4 jam setelah telur penyu di sarang dipindahkan ke dalam ember pengangkut.

"Telur penyu yang ditemukan tadi kemudian dikubur di sarang relokasi. Caranya, telur disusun sesuai dengan bagian atas yang sudah ditandai, telapak tangan diatas telur dan pasir disapukan menutupi lubang. Jika mulai padat, tangan kembali diletakkan diatas tumpukan pasir dan pasir dimasukkan ke dalam lubang, seterusnya hingga lubang sarang benar-benar tertutup. Setelah lubang galian ditutup, diberikan label berisi data: nomor sarang relokasi, jenis penyu, tanggal penanaman, jumlah telur, lokasi ditemukan dan jam penanaman.

Untuk lokasi relokasi atau tempat pemindahan telur yang di peroleh yaitu ditanam di tempat penetasan semi permanen yang ada di samping pos jaga Arut Tebal," jelasnya. Dia juga menjelaskan jumlah tukik atau anak penyu yang berhasil dilepasliarkan di Pantai Arut Tebal.

"Terdapat peningkatan jumlah tukik yang berhasil dilepasliarkan dari tahun ke tahun. Tahun 2011 ' 2014 total tukik yang berhasil di lepaskan adalah 312 tukik. Kemudian tahun 2015 ' 2016 . Tahun 2015 total jumlah tukik yang berhasil di lepas adalah 197 ekor. Sedangkan di tahun 2016 total jumlah tukik yang berhasil di lepas adalah 225 ekor. Di bulan Agustus di lepas 8 ekor hasil penetasan Bulan Maret 2017 dan yang masih dalam masa pengeraman adalah 302 telur penyu," ujarnya. (YUDA/B-6)

Berita Terbaru