BORNEONEWS, Nanga Bulik - Operasi Zebra Telabang 2017 yang dilaksanakan Kepolisian Resor (Polres) Lamandau resmi berakhir pada Selasa (14/11/2017) kemarin. Hasilnya, 302 pegendara berbagai jenis kendaraan ditilang karena melanggar aturan berlalu lintas.

Hal tersebut dikatakan Kapolres Lamandau AKBP Andhika Kelana Wiratama, melalui Kasat Lantas-nya, AKP. Zulyanto L. Kramajaya, Rabu (15/11/2017).

"Yang paling banyak melanggar adalah pengendara roda dua. Karena dari 302 pelanggar Lalin tersebut, 240 di antaranya adalah pengendara ranmor, sisanya mobil dan kendaraan khusus, jumlahnya 42 perkara," ungkapnya.

Zulyanto juga menyebut, baik roda dua ataupun mobil jenis pelanggarannya-pun bervariasi. Untuk pengendara roda dua, pelanggarannya mulai tidak menggunakan helm, melawan arus, melanggar lampu Lalin sampai tidak membawa surat menyurat kendaraan bermotor, seperti SIM dan STNK.

"Sedangkan untuk pengendara mobil, jenis pelanggaran yang dilakukan diantaranya adalah tidak membawa surat menyurat kendaraan, tidak melengkapi kelengkapan kendaraan, melanggar rambu berhenti dan parkir serta syarat teknis layak jalan," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Zulyanto juga mengatakan bahwa selain memberikan tindakan tilang bagi pelanggar Lalin, pihaknya juga memberikan teguran kepada pengendara yang jenis pelanggarannya tidak prinsip.

"Untuk teguran, selama operasi Zebra tahun ini ada 61 perkara. Teguran ini kita diberikan kepada pengendara yang pelanggarannya ringan, seperti memasang kaca spion hanya satu, ataupun berbalik arah tidak pada tempatnya," ucapnya.

Sementara, saat disinggung terkait jumlah pelanggar Lalin pada operasi Zebra tahun ini dengan tahun sebelumnya, meski tidak menyebut secara rinci Zulyanto mengakui bahwa pada giat tahun ini justru mengalami peningkatan.

"Iya, memang kalau dibanding dengan pelaksanaan operasi Zebra tahun 2016 lalu, maka tahun ini persentasenya malah meningkat. Bahkan, peningkatannya kurang lebih sekitar 30 persen," tukasnya. (HENDI NURFALAH/B-5)