BORNEONEWS, Palangka Raya - Antonius Putu Tuah, pemuda 23 tahun ini mendirikan taman baca di kampung halamannya, Desa Tumbang Kaburai, Kecamatan Bukit Raya, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Alasannya sederhana, ingin membangun kampung halamannya melalui masyarakatnya.

"Saya mendirikan taman baca Pintar Hayak Harati ini karena melihat realita kampung halaman saya ini letaknya sangat terpencil, desa paling hulu di sungai katingan dan sangat tertinggal. Ketertinggalan daerah saya membuat Sumber Daya Manusianya juga sangat teringgal, terutama di bidang pendidikan," kata Antonius kepada Borneonews, Senin (8/1/2018).

Bahkan menurut sarjana pendidikan ini, anak-anak kampung kebanyakan lebih memilih bekerja mencari emas daripada sekolah.

"Pilihan mereka itu terjadi karena sulitnya untuk mendapatkan pendidikan. Dengan pola pikir yang masih jauh tertinggal, bahkan di desa kami ada banyak masyarakat yang masih buta angka dan huruf. Memprihatinkan sekali.

Dengan alasan tersebut saya sebagai putra asal kampung desa tumbang kaburai tergerak hati untuk membantu masyarakat terutama anak-anak agar berminat untuk bersekolah," jelasnya.

Dia menjelaskan bahwa ternyata keinginannya ini mendapat bantuan dari banyak pihak terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan buku-buku bacaan.

"Sumber bahan bacaan ini sebagian hanya milik saya pribadi. Tapi selain itu dapat donasi dari teman-teman mahasiswa yang dikoordinir oleh BEM FKIP UPR juga. Kalau ada yang mau menyumbang juga saya sangat berterima kasih, yang masih kami perlukan seperti buka bacaan bekas atau baru baik itu buku anak-anak PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan umum. Kalau berkenan juga bisa menyumbang alat tulis, buku tulis, dan buku gambar," tutupnya. (TESTI PRISCILLA/B-5)