Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Musim Kemarau Basah Pengaruhi Produksi Ikan Asin 

  • Oleh Fredy Mansyur Huda
  • 07 Juli 2017 - 18:15 WIB

BORNEONEWS, Kuala Pembuang - Meskipun kini tengah memasuki musim kemarau namun hujan kerap terjadi setiap minggu. Hal ini pun berdampak pada produksi ikan asin dan udang kering atau ebi di wilayah Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan.

Salah satu perajin ikan asin di Desa Sungai Undang, Kecamatan Seruyan Hilir, Romlah (55) mengatakan, musim kemarau yang masih diikuti dengan hujan ini atau musim kemarau basah mempengaruhi produksi ikan asin di wilayah setempat yang saat mengandalkan terik sinar matahari untuk proses pengeringan ikan.

Kemarau basah ini menyebabkan proses pengeringan ikan asin kurang sempurna, sehingga kualitas ikan asin kurang baik, katanya ketika dijumpai di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Sungai Undang, Jumat (7/7/2017).


Ia mengatakan, dalam sekali produksi, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar tiga hari untuk proses penjemuran ikan asin jika cuaca cerah. Namun, waktu penjemuran akan melambat apabila cuaca hujan dan berawan.

Rata-rata produksi ikan asin dapat mencapai ratusan kilogram untuk jenis ikan asin yang kecil seperti ikan teri, selangat, puput, sepat, selungsungan dan seluang.

Akan tetapi, untuk ikan asin dari jenis ikan besar dan berdaging tebal seperti telang, tongkol, tenggiri dan pari. Membutuhkan waktu penjemuran yang lebih lama.

Dari satu ton ikan basah, ketika diproses dan menjadi ikan asin kering akan menyusut hingga separuhnya, rata-rata 350-500 kilogram, terangnya.

Sementara itu, perajin udang ebi juga mengakui bahwa produksinya menurun ketika musim kemarau basah ini. Dimana biasanya dapat memproduksi hingga setengah ton ebi selama satu bulan, kini jumlah tersebut hanya akan didapat ketika musim kemarau terjadi.

Udang ebi ini prosesnya lebih rumit. Jika disimpan terlalu lama akan membusuk dan ketika kurang kering kualitas ebi menjadi kurang baik, bahkan pengepul enggan menerima kualitas udang ebi yang kurang kering, kata Juhriansyah.

Ia menjelaskan, udang ebi yang kurang kering akan lebih cepat rusak dan membusuk, sehingga proses pengeringan menjadi faktor penting produksi ebi.

Kalau dijemur kualitasnya lebih bagus daripada dikeringkan menggunakan alat atau oven, terang perajin ebi yang sudah melakoni usaha inj selama puluhan tahun

Melihat kondisi seperti ini, tambahnya, tidak ada yang dapat menyalahkan faktor alam, mengingat ini adalah kuasa Tuhan YME.

Kita hanya dapat mensyukuri apa yang telah menjadi kuasa-Nya, termasuk musim kemarau basah ini karena tuhan pasti mengetahui apa yang terbaik untuk umatnya dan seluruh alam semesta ini, katanya. (FREDY MANSYUR HUDA/B-5)

Berita Terbaru