Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Malaysia Juga Bela Indonesia Terkait Pelarangan Impor CPO 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 06 Maret 2018 - 15:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Kalangan industri sawit dan juga pemerintahan negara pengekspor minyak sawit kini dicemaskan oleh rencana pelarangan impor minyak sawit (CPO) untuk bahan biofuel ke Uni Eropa.

Untuk itu, berbagai langkah negosiasi dan lobi terus dilakukan oleh delegasi negara pengekspor CPO, terutama Malaysia dan Indonesia. Hal itu dilakukan bukan hanya untuk membatalkan rencana pelarangan impor CPO oleh UE, tapi lebih kepada upaya untuk melindungi kehidupan para petani sawit skala kecil yang hidupnya sangat bergantung pada industri sawit.

Malaysia kini terus berjuang keras untuk melindungi kehidupan lebih dari 650.000 petani kecil sawit yang tersebar di sejumlah area pedesaan, karena kehidupan mereka terancam oleh pelarangan pemakaian minyak sawit di negara-negara Eropa.

Tak hanya untuk melindungi petani sawit Malaysia, pejabat pemerintahan Malaysia juga ikut memberikan perhatian kepada jutaan petani kecil di Indonesia, yang merupakan pengekspor minyak sawit terbesar dunia.

“Anda tidak dapat melakukan kebijakan diskriminatif terhadap orang-orang miskin Malaysia dan juga tetangga kami Indonesia,” kata Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Datuk Seri Mustapa Mohamed ketika berbicara di pertemuan para menteri ekonomi ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, akhir pekan lalu.  

Mustapa mengatakan Malaysia telah menekan UE untuk tidak menerapkan larangan impor CPO, dan pihaknya berjanji mengangkat isu tersebut ketika bertemu dengan Komisioner Perdagangan UE Cecilia Malmstroem, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut.

Adapun resolusi sawit yang disahkan pada April 2017 lalu oleh Parlemen Uni Eropa, telah disetujui untuk diterapkan mulai 2021 mendatang. Namun sejauh ini ada beberapa negara UE yang menentang rencana pelarangan impor CPO tersebut, seperti Perancis, Belanda, Spanyol, Jerman, Swedia dan juga Inggris.  (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru