Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: India Pancarkan Sedikit Sentimen Positif Bagi CPO 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 25 Juni 2018 - 12:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - CIMB Equities Research mengatakan kenaikan bea masuk untuk minyak nabati di India akan memberikan sedikit sentimen positif bagi minyak sawit mentah (CPO), karena akan ada kenaikan permintaan di negeri itu.

Namun, CIMB tak melihat terjadinya lonjakan permintaan, karena di sejumlah pelabuhan di India hingga 1 Juni 2018 masih terjadi penumpukan stok minyak nabati.

“Dalam pandangan kami, lemahnya permintaan minyak sawit dari India karena tingginya bea masuk, yang menjadi faktor kunci terhadap penurunan harga CPO sebesar 6% year-to-date di pasar spot," tulis CIMB dalam risetnya, Senin (25/6).

“Turunnya harga CPO, ditambah dengan penurunan produksi CPO 8% year-on-year di Malaysia pada Mei, kemungkinan akan memicu penurunan pendapatan perusahaan perkebunan pada kuartal kedua 2018,” sebut CIMB.

Untuk prospek jangka pendek, CIMB Equities Research mempertahankan peringkat “netral” untuk sektor perkebunan. Kenanga Investment Research juga memberikan penilaian netral untuk sektor ini.

“Proyeksi harga CPO untuk 2018 tak berubah di level RM2.400 per ton, dan untuk price cap CPO ditutunkan ke level RM2.450 per ton (dari RM2.500 per ton) mengacu pada diskon minyak kedelai yang tak berubah di level US$60 per ton.”

Sebelumnya dilaporkan bahwa cuaca di India yang diwarnai oleh tertundanya musim hujan telah memicu tertundanya musim tanam biji-bijian. 

Dengan kondisi tersebut, diperkirakan produksi biji-bijian di India akan terpengaruh. Potensi penurunan produksi kedelai akan mendorong India untuk meningkatkan impor minyak edibel, seperti minyak sawit dan minyak kedelai, sedangkan penurunan produksi kapas akan membatasi volume ekspor dari negara penghasil serat terbesar di dunia itu.

Data Kementerian Pertanian India, seperti dikutip Reuters, menyebutkan bahwa area tanam untuk bijian-bijian saat ini mencapai 11,6 juta hektare, atau turun 9,7 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Penanaman kapas turun 16,3 persen, sedangkan penanaman kedelai merosot 59 persen.

Kondisi cuaca di India itu diharapkan menjadi pendorong bagi kinerja ekspor minyak sawit di Indonesia maupun Malaysia, sehingga dapat mendongkrak harga minyak sawit yang selama bulan ini mengalami tekanan.  

Berita Terbaru