Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Menurut Kepercayaan Suku Dayak Ma\'anyan, Gerhana Bulan Terjadi Karena Ditelan Naga

  • Oleh Uriutu
  • 28 Juli 2018 - 21:30 WIB

BORNEONEWS, Buntok - Gerhana wulan (Bulan) menurut kepercayaan suku Dayak Ma’anyan terjadi karena bulan ditelan sang naga. Maka harus membuat sesajen berupa makanan dari beras ketan (weah Dite) sebanyak tujuh macam.

Tujuh macam sesajen itu, mulai dari pakingking, tumpi, lamang, beras kuning, ayam, kaluwit puhi dan kelapa.  

Mereka juga beramai-ramai keluar dari rumah melakukan tarian khusus tolak bala yakni disebut iwadian (Belian). Serta memukul gong, gendang serta benda-benda lain yang bunyinya nyaring.

Serta, mengeluarkan minyak-minyak atau ajian yang sudah kering karena pada saat gerhana bulan itu semuanya akan terisi atau tidak kering lagi.

Kemudian, pergi ke dalam hutan mengambil daun-daunan dan kayu-kayuan apa saja, karena diyakini akan bisa menyembuhkan segala macam penyakit baik itu guna-guna maupun penyakit lainnya.

Menurutnya, gerhana bulan dan gerhana matahari sama-sama memiliki pertanda bagi umat manusia. Hanya saja pertanda dari keduannya sangat jauh berbeda.

“Gerhana Bulan memiliki pertanda baik dan buruk bagi kehidupan manusia di dunia. Sedangkan gerhana matahai pertanda raja akan berganti,” beber dia.

Ia menceritakan, jika gerhana matahari selain pertanda raja akan berganti, efek lainnya diserang wabah penyakit seperti diare atau muntaber dan sakit kepala.

Jika terjadi gerhana matahari, orang tua atau sesepuh melarang keluar dari rumah. Karena pada saat gerhana diyakini bulan dari bawah menutupi matahari.

Meski dilarang keluar dari rumah, mereka tetap harus membunyikan gong, gendang dan peralatan lain agar matahari cepat keluar seperti biasanya dan tidak ada ritual yang dilakukan. (URIUTU DJAPER/B-2)

Berita Terbaru