BORNEONEWS, Palangka Raya - Asisten II Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat, Setda Kota Palangka Raya, Ikhwansyah mengimbau masyarakat agar tidak membuang air hujan, tapi menampungnya.

"Saat ini tingkat penurunan muka air tanah sangat tinggi. Ini merupakan akibat dari pengambilan air tanah yang berlebih dan diikuti rendahnya daya serap permukaan tanah terhadap air hujan," kata Ikhwansyah, Kamis (4/10/2018).

Hal ini mengakibatkan air hujan yang turun ke permukaan tanah tidak bisa langsung diserap oleh tanah. Terlebih masyarakat masih dominan menggunakan sumur bor untuk mengambil air tanah lantaran saluran PDAM juga belum merata ke semua wilayah.

"Penting disikapi peran kita untuk menjaga sumber daya alam, khususnya air. Air penting untuk hidup kita. Terkait ketersediaan air bersih ini, pemakaian air yang tidak terkontrol akan mengancam ketersediaan air," jelasnya.

Karenanya teknik pemanenan air hujan dan biopori menjadi solusi sederhana untuk ancaman keterbatasan air bersih.

"Tampung dan simpan air hujan. Selama ini kita buang sia-sia. Air hujan ini kan bisa digunakan untuk menyiram tanaman, mencuci kendaraan, membersihkan diri atau wudhu, mencuci pakaian. Ini akan menghemat pemakaian air PDAM atau sumur bor. Metode ini tepat diaplikasikan di ruang publik," tegasnya.

Dirinya mengharapkan agar masyarakat bersama-sama memegang komitmen untuk menjaga Kota Palangka Raya agar memiliki ketersediaan air bersih sehingga masyarakat senantiasa hidup sehat. (TESTI PRISCILLA/B-6)