Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Jual Bendera di Tengah Pandemi Covid-19, Harus Semangat Seperti Pejuang

  • Oleh Danang Ristiantoro
  • 31 Juli 2021 - 15:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Seperti tahun - tahun sebelumnya, setiap menjelang peringatan hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus, penjual bendera musiman mulai bermunculan di setiap sudut kota Manis Pangkalan Bun. Namun, ditengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, perjuangan dalam berjualan bendera berbeda dengan hari biasa.

Berjualan bendera ditengah mewabahnya pandemi Covid-19 harus memiliki semangat Seperti pejuang. Bagaimana tidak, dagangan yang mereka jual ini identik dengan kemeriahan suatau acara. Sedangkan pada perayaan HUT RI ke 76 pada 17 Agustus 2021, tidak ada perayaan yang meriah, peringatan kemerdekaan hanya dilakukan secara sederhana.

Seperti yang disampaikan oleh salah satu pedagang bernama Rudi Hidayat (34) yang menjual bendera, umbul - umbul dan aneka hiasan lainnya, di Jalan Diponegoro, tepatnya di Kawasan Bundaran Adipura, Depan Istana Kuning Pangkalan Bun. Ia mengaku sejauh ini masih sepi pembeli, namun ia tetap optimis jika pada saatnya nanti penjualan akan meningkat.

"Kita tau memang kondisi saat ini lagi pandemu dan situasinya lagi susha, tapi saya optimis sekali, meskipun banyak rintangan banyak kendala, pokoknya maju terus. Hal terpenting kita tetap ikhitiar atau berusaha, untuk rejeki biar Allah yang ngatur," kata Rudi dengan semangat, saat dibincangi pada Sabtu, 31 Juli 2021.

Diakuinya memang, bahwa berjualan bendera ditengah pandemi Covid-19 penuh perjuangan. Rudi yang berasal dari Garut, Jawa Barat tersebut menyatakan, jika untuk pergi ke Kabupaten Kotawaringin Barat, harus memenuhi persyaratan perjalanan.

"Jasi sejak tahun 2018 saya datang kesini. Hanya tahun ini yang rumit syarat perjalanannya. Kalau dulu awal pandemi Covid-19 tahun 2020, syarat perjalanan masih bisa pakai rapid test, sekarang harus Swab PCR. Sedangkan harga PCR tidaklah murah, harganya bisa mencapai 1 juta," ungkapnya.

Bahkan, perjuangannya tidak cukup saat mengurus persyaratan perjalan. Sesampainya di Kobar, ia sempat berjualan nanun tidak ada pendapatan, sehingga uang untuk makan pun habis, namun berkat kesabaran dan keteguhannya, dihari ketiga jualan akhirnya mulai ada pembeli dan hasilnya untuk menyambung hidup.

"Pas dua hari jualan udah ga punya uang sama sekali, Alhamdulillah setelah itu mulai ada yang beli dan dapat Rp 700 ribu. Istilahnya ada napas untuk menyambunh hidup lah, dan sejauh ini belum ada lagi omset segede itu," kata Rudi sembari merapikan daganganya.

Beberapa ukuran bendera dari terkecil atau unyil ia jual mulai harga Rp 5 Ribu Rupiah hingga ukuran 1 Meter 50 Cm seharga Rp 60 Ribu Rupiah. Kemudian umbul - umbul mulai harga Rp 20 - 30 Ribu Rupiah, Bandir seharian Rp 60 Ribu Rupiah dan Bendera Background mulai harga Rp 300 Ribu Rupiah.

"Itu harga ecer, kalau ada orang yang belinya grosis tentu harganya berbeda," tuturnya.

Berita Terbaru