BORNEONEWS, Palangka Raya - Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDPKS, Eddy Abdurachman mengatakan bahwa pada awal 2023 ini harga crude palm oil atau CPO sudah mulai naik.

"Kenaikan harga CPO ini membuat harga biodiesel juga naik," kata Eddy dalam rilisnya pada Selasa, 28 Februari 2023.

Karenanya, lanjut Eddy, BPDPKS mulai membayar lagi insentif untuk program biodiesel.

Namun tidak seperti yang ditudingkan bahwa program biodiesel ini sangat besar sehingga realisasi subsidi untuk peremajaan sawit rakyat atau PSR menjadi rendah, Eddy menjelaskan bahwa semua anggaran sudah diatur dalam Peraturan Presiden atau Perpres Nomor 61 tahun 2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

"Aturannya sudah jelas bahwa Rp30 juta per hektare maka BPDPKS mengalokasikan Rp5,6 triliun untuk peremajaan 180 ribu hektare itu," jelasnya lagi.

Sementara untuk target program biodiesel pada 2023 yang mencapai 13,15 juta kiloliter Eddy menekankan BPDPKS hanya akan menanggung biaya selisih harga  indeks pasar atau HIP biodiesel dengan HIP solar.