Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

8 Anak Punk Asal Kalimantan Barat Digelandang Satpol PP

  • 08 April 2016 - 14:48 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Delapan anak punk asal Kalimantan Barat (Kalbar) digelandang Satuan Polisi Pamong Praja, Kota Palangka Raya, Jumat (8/4/2016). Mereka diamankan ketika sedang nongkrong di kawasan Stadion Tuah Pahoe, Jalan Tjilik Riwut Km 5.

Delapan anak punk itu di antaranya, Refaldo, 15, Muhammad Azri, 16, Ipandi, 16, Zurkarnain, 19, Abang Saputra, 22, Dede Widodo, 20, Riyan, 16, dan Andi, 17.

Semuanya dibawa ke kantor Satpol PP. Di kantor itu, rambut mereka dipotong plontos oleh anggota Satpol PP sebelum pada akhirnya disuruh untuk mandi.

Kepala Satpol PP Kota Palangka Raya Baru I Sangkai mengatakan, mereka diamankan karena melanggar Perda No 9 Tahun 2012 tentang Penanganan Gelandangan dan Pengemis Tuna Susila dan Jalanan.

Dalam Pasal 5 disebutkan bahwa dilarang melakukan kegiatan gelandangan, pengemis, pelacuran anak jalanan. Kemudian dilarang melakukan gelandangan dan pengemis secara berkelompok atau bentuk apapun yang dapat menimbulkan rasa belas kasihan orang lain.

"Mereka bisa kena Tipiring. Bisa kurungan tiga bulan dan mereka harus bayar denda paling banyak Rp5 juta," kata Baru.

Melihat dari besaran denda itu, Baru berharap perda tersebut tidak dilanggar. Untuk selanjutnya, para anak punk itu akan diserahkan ke Dinas Sosial Kota Palangka Raya untuk menjalani pembinaan.

Sementara itu, menurut Muhmmad Azri, mereka datang di Palangka Raya pada Jumat (8/4/2016) pagi tadi. Mereka bermaksud ke Kalimantan Timur untuk menonton parade musik. Selama perjalanan dari Kalbar, mereka hanya numpang-numpang kendaraan berupa truk tanpa harus membayar. Perjalanan itu dimulai pada Selasa (5/4/2016).

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, mereka mengamen di jalanan. Rata-rata mereka adalah pelajar SMP putus sekolah. Mereka menyebut melakukan ini demi kebebasan.

Menurut Azri, mereka pernah ke Banjarmasin sehingga mengetahui jalannya. Namun untuk bisa sampai ke Kaltim, mereka tidak tau jalannya.

"Di sini cuma lewat aja. Mau ke Kaltim nonton parade musik. Cuma mencari kebebasan," timpal Refaldo.

"Kita pernah ditangkap di Banjar Baru dulu dan digundulin juga," tuturnya. (BUDI YULIANTO/m)

Berita Terbaru