Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pelaku Pelecehan Profesi Meminta Maaf Dihadapan Puluhan Perawat

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 22 Juli 2016 - 15:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Setelah sempat disomasi oleh DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Pelaku pelecehan profesi perawat melalui ocehannya di media sosial (Medsos) Noveri Endrayani, akhirnya meminta maaf secara pribadi dihadapan puluhan perawat yang tergabung dalam PPNI Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Jumat (22/7/2016).

Bertempat di aula RSUD Sultan Imanudin, Noveri Endrayani yang didampingi suaminya Muhammad Fauzi dalam permohonan maafnya secara tertulis dan lisan mengatakan bahwa ocehannya di media sosial pada Jumat, (16/7/2016) pukul 06.44 PM diakuinya sudah menimbulkan keresahan dan kegaduhan serta perasaan tidak menyenangkan pada segenap pengurus DPD PPNI beserta seluruh anggota PPNI Kabupaten Kotawaringin Barat.

" Saya, mengakui bahwa status yang saya buat tersebut salah dan telah membuat keresahan, kegaduhan serta timbul perasaan tidak menyenangkan seluruh perawat di Kobar yang merasa dilecehkan pada kesempatan ini saya memohon maaf yang sebesar-besarnya," kata Noveri, dihadapan perawat serta pengurus DPD PPNI Kobar, Jumat (22/7/2016).

Dalam 5 butir pernyataan permohonan maafnya salah satu butirnya Noveri  meminta maaf kepada profesi kesehatan lainnya yang selama masalah tersebut muncul ikut disebut dan seolah juga terlibat dalam masalah yang ia jalani.

Selain itu, ia juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya dan selalu menjaga dan menghormati profesi perawat dimanapun ia berada.

" Apabila saya mengulang kembali perbuatan saya maka saya bersedia untuk dihadapkan pada hukum dan diproses sesuai aturan yang berlaku," janji Noveri.

Melalui somasi yang dilayangkan ke dirinya, selain permohonan maaf secara langsung Noveri juga diwajibkan untuk meminta maaf melalui media sosial baik BBM/Facebook dan melalui pers conference.

Sementara itu, Wakil Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Kotawaringin Barat, Hardino menegaskan bahwa kasus pelecehan profesi perawat yang dilakukan oleh Noveri Endrayani merupakan sejarah sejak berdirinya PPNI, sehingga kasus ini bisa menjadi pembelajaran semua pihak.

Permohonan maaf yang dilakukan oleh Noveri Endrayani menunjukan bahwa eksistensi dari sebuah organisasi besar sangat tidak mudah untuk dilecehkan.

" Jadi apapun yang dilakukan orang dan melecehkan sebuah profesi perawat dan mencoba mengganggu profesionalisme perawat maka kami akan bertindak untuk melindungi seluruh perawat," Tegas pria yang akrab disapa Dino ini, seusai Pers Conference di gelar.

Lanjut dia, apabila ada komplain atau hal apapun yang tidak berkenan dengan profesi perawat maka Hardino menyarankan untuk mendatangi organisasi PPNI untuk mengajukan keberatan. Menurutnya di PPNI ada mekanisme yang mengatur terkait komplain-komplain yang dikeluhkan terhadap profesi perawat.

" Ada jalur-jalur yang mengatur hal itu, jadi kalau ada kekecewaan dan dimuat di media sosial dan melecehkan profesi kami maka kami tidak akan tinggal diam," ujar Dino.

Dino juga mengatakan, pers konference yang dilaksanakan kali ini adalah merupakan sebuah jawaban atas somasi yang diberikan DPD PPNI, dan ia berharap bahwa semua masalah ini dapat terselesaikan dengan permohonan maaf dari yang bersangkutan.

" Dan kami dari PPNI sudah memaafkan dengan apa yang dilakukan Noveri, dan saya pun sudah menyampaikan kepada komisariat yang ada di Kobar bahwa jawaban sudah diterima dan mengakui perbuatannya tersebut," kata dia.

Seusai konference pers Noveri menyerahkan surat pernyataan permintaan maafnya kepada DPD PPNI Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) serta meminta maaf secara langsung kepada puluhan perawat yang hadir. Namun sebelum itu salah seorang perawat meminta kepada Noveri untuk meminta maaf kepada perawat yang dimaksud di dalam status media sosialnya. Nampak Noveri dengan berkaca-kaca matanya menyalami satu persatu perawat yang ada. (KOKO SULISTYO/m)

Berita Terbaru