Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Modal Nekad dan Tekun, Heriyanto Sukses Geluti Usaha Peternakan Ayam Ras

  • Oleh Hendi Nurfalah
  • 11 Oktober 2016 - 13:00 WIB

BORNEONEWS, Nanga Bulik - Modal nekad dan tekun, Heriyanto sukses menggeluti peternakan ayam ras. Warga Desa Kujang, Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah ini, berbeda dari kebanyakan warga Lamandau, yang biasa mengembangkan perkebunan kelapa sawit. Jika ditanya jenis usaha apa yang identik dan ditekuni mayoritas masyarakat di Lamandau, hampir dapat dipastikan jawabannya, berkebun kelapa sawit. 

"Saya tekuni (usaha) ayam ini sudah sekitar 5 tahun terakhir, awalnya nekad dan kecil-kecilan saja, tapi lama kelamaan hasilnya lumayan juga," tutur Heriyanto kepada Borneonews, di peternakan ayamnya, Senin (10/10/2016).

Di tengah kesibukan masyarakat pada umumnya di bidang perkebunan, Heriyanto justru mampu melihat potensi usaha lain yang kini digelutinya, yakni sebagai peternak sekaligus penjual ayam ras atau ayam potong.

Warga Jawa Timur yang sudah belasan tahun lamanya melancong tersebut memastikan, dapat sukses meskipun usaha yang digelutinya tidak seperti orang pada umumnya. Mengaku bermodal nekad, tanpa banyak diketahui, peternakan ayam Herianto kini mampu menyetok ratusan kilogram daging ayam dari kebutuhan ayam potong di Nanga Bulik, setiap harinya.

Pria berusia 45 tahun itu juga berujar, awalnya dirinya tidak punya keahlian khusus apapun dibidang ternak ayam tersebut, terlebih dirinya sebelumnya hanya sebagai pekerja serabutan. "Namun, saat itu saya sering main di pasar dan nanya-nanya, saya baru tahu ternyata kebutuhan ayam potong di Nanga Bulik ini disuplai dari luar daerah seperti Pangkalan Bun dan Sampit, saya baru terpikir ada peluang usaha untuk saya tekuni, yakni (bisnis) ayam."

Untuk awal, Heriyanto banyak bertanya tentang bagaimana beternak ayam ras, pakannya apa dan modal apa yang pertama diperlukan. "Karena saya benar-benar berangkat dari nol, kemudian saya coba dan saya tekuni saja. Karena untuk pemasaran sudah jelas sangat terbuka."

Singkat cerita, Herianto yang kini sudah dibantu 3 orang pekerjanya, mengaku bahwa dalam sehari peternakannya kini sudah mampu menjual rata-rata 200 ekor ayam potong per hari, ukuran 1,x ons hingga 2 kg dengan harga jual saat ini sekitar Rp.38.000/kg dengan kondisi ayam telah dibersihkan.

"Untuk teknis penjualan saya jual di pasar Nanga Bulik dan menyuplai ke bebrapa pasar kecil lainnya, tapi ada juga pembeli  yang datang sendiri ke peternakan yang tentu dengan penawaran harga lebih miring," cetusnya Herianto yang memikliki peternakan ayam tepat di samping rumahnya itu.

Sementara itu, untuk pakan ayam, tidak kurang dari 50 kg sentrat harus disiapkan untuk sedikitnya 500 ayam. Untuk mendapatkan bobot ayam hingga kisaran 2 kg, dia harus memberikan perawatan selama kurang lebih 40 hari sejak ayam menetas.

Namun demikian, Heriyanto mengaku usahanya tidak melulu berjalan mulus, bisnisnya sempat mengalami pasang surut dan kesulitan tersendiri, utamanya saat harga pakan melambung tinggi dan ayam terkena penyakit tertentu.

"Kalau bicara hasil, pokoknya Alhamdulillah, dari usaha ayam ini saya sudah bisa buat rumah sendiri dan menyekolahkan anak, karena awal ke sini saya dan isteri kan ngontrak di barakan kecil dari kayu, adapun jika ada lebihnya saya bisa kirim orang tua saya di Jawa," bebernya sumringah. (HENDI NURFALAH/N).

Berita Terbaru