Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sejumlah Desa di Kecamatan Kolam Belum Teraliri Listrik

  • Oleh Raden Aryo Wicaksono
  • 23 Oktober 2016 - 23:01 WIB

BORNEONEWS, Kotawaringin Lama -- Sejumlah desa di Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), kondisinya masih tertinggal dibanding desa lain sekitarnya. Bahkan beberapa di antaranya hingga kini belum tersentuh aliran listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN). Berharap, di tahun mendatang, aliran listrik 24 jam penuh yang biasa dinikmati warga perkotaan itu dapat pula dirasakan masyarakat desa tertinggal di Kolam.

Anggota DPRD Kobar, Bambang Suherman mengatakan, aliran listrik sudah menjadi kebutuhan dasar sehari-hari masyarakat. Bukan hanya bagi warga yang tinggal di perkotaan Pangkalan Bun saja. Namun juga bagi warga yang tinggal di desa-desa terpencil. Termasuk di Kolam. Namun sayang, hingga kini aliran listrik 24 jam penuh di Kolam masih belum sepenuhnya dirasakan warga di daerah cikal bakal berdirinya Kobar itu.

Bambang Suherman menyebut, listrik 24 jam di Kolam masih sangat langka. Sejauh ini, hanya beberapa desa dan kelurahan di wilayah perkotaan kecamatan saja yang sudah merasakannya. Itupun masih terbilang belum benar-benar terpenuhi. Sedangkan beberapa desa lain, yang letaknya jauh dari perkotaan Kolam, hingga kini  sama sekali belum pernah teraliri listrik dari PLN.

"Sebagian sudah teraliri listrik. Sebagian lagi sudah ada jaringan listriknya, tapi sampai sekarang belum ada setrumnya atau belum ada aliran listriknya. Seperti Desa Kondang, Desa Lalang dan warga yang tinggal di bagian seberang misalnya. Sedangkan untuk desa lain, seperti Desa Sumber Mukti, Desa Sumber Makmur dan Desa Palih Baru, malah sama sekali belum dipasang jaringannya," kata Bambang Suherman.

"Kalau alasannya defisit daya atau daya yang tersedia tidak mencukupi. Mau sampai kapan desa-desa itu kondisinya tanpa listrik seperti itu. Harusnya, cari upaya. Kalau misalnya pengadaan mesin diesel pembangkit itu terlalu mahal. Bisa menggunakan cara lain. Seperti solar cell yang biayanya lebih murah misalnya. Cuman, jangan pula warga di sana diberi (solar cell) yang bekas. Intinya, masalah listrik di Kolam itu harus dipikirkan dan juga diselesaikan." (RD/*)

Berita Terbaru